Jumat 27 Sep 2019 09:12 WIB

Negeri Jiran Investigasi Grab karena Tersandung Masalah...

Grab dituding memonopoli pasar Malaysia setelah mengakuisisi Uber di Asia Tenggara.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Negeri Jiran Investigasi Grab Karena Tersandung Masalah . . . .. (FOTO: KR Asia)
Negeri Jiran Investigasi Grab Karena Tersandung Masalah . . . .. (FOTO: KR Asia)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Malaysia tengah menginvestigasi dugaan praktik monopoli yang dilakukan oleh Grab guna mendorong persaingan yang lebih sehat di perekonomian Negeri Jiran. Pihak Grab belum juga memberikan komentar atas kabar ini.

Investigasi itu dilaksanakan karena adanya keluhan yang menuding Grab memonopoli pasar Malaysia setelah mengakuisisi Uber di Asia Tenggara. Hal ini pun akan ditindaklanjuti oleh Komisi Persaingan Malaysia.

“Pengawasan telah diumumkan sejak tahun lalu oleh Kementerian Transportasi, kini kami yang akan menangani investigasi,” kata Ketua Eksekutif Komisi Persaingan Malaysia, Iskandar Ismail, dikutip dari SCMP, Kamis (26/9/2019).

Baca Juga: Model Bisnis Kudo yang Dibeli Grab, Ombudsman Nilai Memang Ada Celah Bagi Pelaku

Sayangnya, ia menolak menjelaskan langkah spesifik yang akan diambil oleh instansinya dalam investigasi itu. Yang jelas, menurut Iskandar, lembaganya didukung secara luas oleh pemerintah.

Ia menambahkan, “Menteri memberi kami banyak ruang. Ia meminta kami melakukan kewajiban dan akan didukung sepenuhnya.”

Persaingan yang lebih besar mampu meningkatkan posisi Malaysia sebagai pasar bisnis. “Ini tandanya, Malaysia memberi sinyal kepada investor asing kalua negara mereka merupakan area bersaing yang adil,” kata Ekonom Asia di Capital Economics, Alex Holmes.

Sebelumnya, Gojek berencana memasuki pasar Negeri Jiran melalui layanan roda duanya. Bahkan, sang CEO, Nadiem Makarim telah menemui Perdana Menteri Mahathir Mohamad di Kuala Lumpur pada bulan lalu. Kabarnya, pemerintah Mahathir berencana membuka pintu kepada perusahaan seperti Grab dan Gojek untuk bersaing di pasar itu.

Dari segi telekomunikasi pun demikian, pemerintahan Mahathir ingin industry it tak hanya dimainkan oleh Telekom Malaysia. Bahkan, pemerintah turut mempertimbangkan pilihan pemasok listrik selain Tenaga Nasional milik negara.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement