REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Perumnas telah membangun 2.800 unit rumah subsidi pada semester satu 2019. Rumah subsidi merupakan program satu juta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Fasilitas Pembiayaan Perumahaan (FLPP).
Direktur Pemasaran Perum Perumnas Anna Kunti Pratiwi mengatakan pihaknya menargetkan pembangunan 5.000 unit rumah subsidi hingga akhir tahun ini. “Kami harus melihat kesiapan dari konsumen juga karena FLPP akan cair kalau terlihat progres fisiknya, kalau sudah selesai bisa langsung terima,” ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (24/9).
Menurutnya, Perumnas akan memperbanyak pembangunan hunian vertikal atau highrise mencakup Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) khususnya di Jawa. Hal ini dilakukan lantaran mahalnya harga tanah di kawasan tersebut.
Sementara di luar Pulau Jawa, Perumnas masih akan mengembangkan rumah tapak atau landed house karena permintaan yang besar. "Di Sumatera masih cukup baik (permintaan rumah). Di Sulawesi juga, bahkan kami ada proyek baru di Kendari," ujarnya.
Anna menyebut perusahaan memiliki strategi beragam guna merealisasikan target pemenuhan rumah subsidi. Salah satunya bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi generasi milenial.
“Tentu kerja sama ini dengan memberikan bunga KPR yang kompetitif. Pasar milenial merupakan tantangan kami kedepan. Kami akan menciptakan konsep hunian terintegrasi yang kekinian, itu strategi kami,” jelasnya.
Menurutnya kerja sama ini Perumas akan menambah 45 proyek perumahan di Indonesia dengan plafon pembiayaan mencapai Rp 900 miliar.
Pada tahap pertama Perumnas akan menghadirkan rumah tapak di 40 kabupaten atau kota di seluruh Indonesia. Nantinya sebanyak 3.200 unit rumah dengan nilai Rp 1,119 triliun diharapkan akan terserap.
Ke depan menurutnya kerja sama akan berlanjut untuk proyek strategis Perumnas yang berkonsep hunian vertikal. Rumah tapak masih menjadi tulang punggung penjualan rumah yaitu memiliki porsi sebanyak 60 persen dari seluruh penjualan produk.