Senin 23 Sep 2019 17:45 WIB

PHE Sampaikan Biaya Penanganan Kebocoran Sumur YYA-1

Biaya masih terus berjalan karena penanganan masih terus dilakukan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati mengatakan biaya penanganan kebocoran sumur YYA-1 di laut Karawang cukup besar. Meski begitu, dia belum bisa menggambarkan rincian angkanya.

"Biayanya akeh (banyak). Belum bisa (diberikan angkanya), bukan tidak mau berikan, yang jelas nolnya banyak, karena ini kita harus betul koma-komanya, apalagi ini uang," ujar Meidawati saat jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (23/9).

Baca Juga

Meidawati menyampaikan biaya penanganan masih terus berjalan lantaran proses penutupan sumur hingga penanganan dampak lingkungan dan masyarakat masih dilakukan, termasuk kompensasi kepada warga terdampak. "Kita melakukan pendataan ulang, kita targetkan akhir Oktober sudah ada formula final dari IPB dan sudah ada SK (surat keputusan) bupati," ucap Meidawati.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menjelaskan rincian biaya untuk penanganan meliputi banyak aspek, meliputi peralatan seperti oil boom, waring, jaring, logistik, operasional kapal, hingga untuk relief well atau sumur baru. Khusus untuk relief well, kata Dharmawan, berkisar di angka 7,5 juta dolar AS hingga 10 juta dolar AS.

"Biaya-biaya ini sedang kami hitung, tapi kami yakin biaya-biaya ini memang yang dibutuhkan agar akibatnya tidak lebih tinggi," kata Dharmawan.

Termasuk mengenai biaya kompensasi. Sejauh ini, lanjut Dharmawan, sudah 30 persen dari data warga terdampak yang diverifikasi telah mendapatkan kompensasi awal. Sementara untuk besaran kompensasi final masih sedang difinalisasi oleh tim dari IPB.

"Kita sedang tunggu hasil finalisasi formula paling fair sesuai dengan tingkat yang harus kita apresiasi dari warga yang kegiatannya terganggu," ucap Dharmawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement