Senin 23 Sep 2019 11:33 WIB

Inovasi 'Satu Klik' Tingkatkan Ekspor Komoditas di Sumut

Dengan 'Satu Klik' pengekspor hanya perlu datang satu kali saat pembayaran dokumen PC

Salah satu komoditas ekspor dari Sumut.
Foto: kementan
Salah satu komoditas ekspor dari Sumut.

REPUBLIKA.CO.ID, BELAWAN -- Ekspor sejumlah komoditas hortikultura asal Sumatra Utara (Sumut) terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data pada sistem IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) di Karantina Pertanian Belawan tercatat pada tahun 2019, komoditas dari sub sektor hortikultura sebanyak 16 jenis produk, meningkat 30 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya 12 jenis.

Jumlah sertifikasi karantina pada produk hortikultura untuk memenuhi persyaratan negara tujuan juga mengalami peningkatan. Yakni sebesar 19 persen dengan data Januari hingga September 2019 sebanyak  1.015 kali dengan total 22.757 ribu ton komoditas yang diekspor dibandingkan dengan tahun  2018 dan 846 kali dengan jumlah 19.543 ribu ton.

Baca Juga

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan lakukan upaya untuk terus memacu kinerja ekspor hortikultura melalui inovasi layanan. Salah satunya dengan menyiapkan inovasi aplikasi 'Satu Klik' atau   One Click One Go. Ini merupakan inovasi layanan percepatan ekspor berbasis online.

photo
Kepala Barantan Ali Jamil saat lakukan monitoring pemeriksaan karantina di gudang pemilik PT Argosari Sentraprima produk olahan hortikultura di Deli Serdang, Sumut, Ahad (22/9).

"Inovasi yang memberikan model dan solusi berkelanjutan harus kita dorong. Agar proses bisnis ekspornya cepat dan akurat. Ini akan berujung pada peningkatan daya saing produk pertanian kita di pasar global," ungkap Ali Jamil, Kepala Barantan saat lakukan monitoring pemeriksaan karantina di gudang pemilik PT Argosari Sentraprima produk olahan hortikultura di Deli Serdang, Sumut, Ahad (22/9).

Menurut Jamil, dengan  inovasi layanan ini pelaku agribisnis cukup datang sekali pada saat pembayaran dan pengambilan dokumen Phytosanitary Certificate (PC) sehingga dapat menghemat waktu.  Selain itu, pihaknya juga telah menerapkan pemeriksaan karantina di lokasi gudang pemilik. Hal ini diharapkan dapat mempercepat arus barang di tempat pengeluaran baik di pelabuhan maupun di bandara.

Penerapan sistem pemeriksaan karantina  'jemput bola' ini tidak saja untuk percepatan proses bisnis ekspor namun juga untuk menjamin kesehatan dan  keamanan produk pertanian, sehingga kita dapat menekan angka penolakan produk akibat adanya  hambatan teknis. "Ini yang sangat kami jaga, pemeriksaan karantina yang akurat, produk harus memenuhi standard SPS, produk diterima dan eksportir tidak rugi, " tambah Jamil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement