REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) berkomitmen untuk meningkatkan ekspansi ekspor produknya. Kali ini perusahaan mengekspor 6.000 mesin cuci ke negara tujuan baru yaitu Taiwan.
"Pengiriman mesin cuci ini merupakan ekspor perdana kami ke Taiwan," kata President Panasonic Manufacturing Indonesia Tomonobu Otsu, di pabrik PMI, Jakarta, Jumat (20/9).
Hingga kini, mesin cuci PMI telah diekspor ke sembilan negara yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Kostarika, Kuwait, Oman, Qatar dan Arab Saudi. Taiwan sendiri merupakan negara tukuan ekspor yang ke sepuluh bagi Panasonic.
Direktur PMI Daniel Suhardiman optimistis ekpor mesin cuci ke Taiwan ini kedepannya bisa mengalami pertumbuhan. Hal tersebut lantaran permintaan mesin cuci di Taiwan cukup stabil. Daniel mengungkapkan nilai ekspor mesin cuci ke Taiwan pada tahun ini mencapai Rp 12,6 miliar.
Daniel meyakini, ekspor ke Taiwan ini juga bisa mendongkrak porsi ekspor secara keseluruhan. Dari keseluruhan jumlah produksi, porsi ekspor Panasonic masih berada di kisaran 20 persen. Sedangkan sisanya merupakan konsumsi lokal.
"Minimal kita menyasar 50 persen," tutur Daniel.
Direktur Jenderal Industri, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto, mengapresiasi upaya Panasonic untuk menembus pasar ekspor melalui produk-produk elektronila. Menurutnya, produk elektronika merupakan sektor industri yang saat ini menjadi prioritas pemerintah.
Harjanto mengatakan, ekspor mesin cuci yang dilakukan Panasonic ini bisa berkontribusi mengurangi neraca perdagangan. "Di Kemenperin defisit di elektronika bisa mencapai 12 miliar dolar AS," ujar Harjanto.
Harjanto berharap, ekspor produk elektronik ini dapat terus bertumbuh. Untuk mendukung aktivitas ekspor, menurut Harjanto, pemerintah telah memberikan sejumlah insentif terhadap pengusaha seperti pemberian tax holiday dan juga super tax deduction.