Selasa 17 Sep 2019 01:00 WIB

Taspen Bekali Calon Pensiunan Kewirausahaan

Program wirausaha pintar telah diikuti 18.106 ASN di seluruh Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Satria K Yudha
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri BUMN Rini M Soemarno (kedua kiri) meninjau stan yang menampilkan hasil usaha debitur BNI Fleksi Pensiun di sela acara Program Wirausaha ASN dan Pensiunan yang diselenggarakan Taspen di SICC , Sentul, Bogor, Jawa Barat (16/1/2019).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri BUMN Rini M Soemarno (kedua kiri) meninjau stan yang menampilkan hasil usaha debitur BNI Fleksi Pensiun di sela acara Program Wirausaha ASN dan Pensiunan yang diselenggarakan Taspen di SICC , Sentul, Bogor, Jawa Barat (16/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Taspen (Persero) memperpanjang kerja sama dengan Government Employee Pension Service (GEPS) Korea. Perpanjangan kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Jakarta, Senin (16/9). 

Penandatanganan MoU dilakukan Direktur Utama PT Taspen (Persero) Iqbal Latanro dan CEO GEPS Nam-Joon Chung. Iqbal mengatakan kerja sama antara Taspen dengan GEPS dimulai sejak 2016. Kerja sama mencakup training dan benchmarking antarkedua insititusi. MoU juga mencakup kerja sama teknis untuk membangun sistem operasional serta kolaborasi dalam pengembangan sistem pensiun yang lebih baik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di kedua negara. GEPS merupakan institusi yang menangani program pensiun dan jaminan sosial bagi PNS di Korea Selatan.

Namun, kali ini ada hal baru dalam kerja sama GEPS dengan Taspen, yakni saling bertukar informasi mengenai Retirement Support Program yang oleh Taspen dikemas melalui program wirausaha bagi ASN yang saat ini dikenal dengan program wirausaha pintar.

"Melalui program ini, Taspen membantu para ASN untuk menyiapkan hari tua mereka, salah satunya dengan wirausaha sehingga mereka bisa mendapatkan tambahan penghasilan, selain pensiun bulanan. Dengan demikian, mereka akan dapat memenuhi kebutuhannya, serta tetap aktif dan sehat di hari tua," ujar Iqbal, kemarin.  

Iqbal menyebutkan program wirausaha pintar sebagai bentuk layanan dari Taspen kepada ASN dan pensiunan dengan memperhatikan kesejahteraan dan kelangsungan hidup ASN di hari tua. Kata Iqbal, setelah pensiun, rata-rata para pensiunan kehilangan pendapatan lebih dari 60 persen pendapatannya dibandingkan dengan yang mereka dapatkan pada saat masih aktif bekerja.

"Kondisi ini menyebabkan pensiunan yang berusia di atas 58 tahun menjadi rentan terhadap kekurangan finansial serta kondisi kesehatan dan mental yang menurun. Mereka menjadi tergantung secara finansial kepada orang lain," ucapnya. 

Iqbal melanjutkan, dengan adanya program kewirausahaan ini, para ASN yang menjelang pensiun dimotivasi untuk menjadi wirausaha dan membuka usaha sehingga dapat mandiri secara finansial serta mengurangi risiko penurunan kesehatan dan mental karena tetap produktif di hari tua.

Iqbal menyampaikan, hingga 1 September 2019, wirausaha pintar telah diikuti 18.106 ASN di seluruh Indonesia atau melampaui target yang ditetapkan sebanyak 13 ribu orang pada akhir 2019. 

"Wirausaha pintar akan membawa efek berganda tidak hanya untuk ASN dan pensiunan. Karena ini membuka lapangan kerja baru dan pemberdayaan masyarakat di lingkungannya sehingga kesejateraan tidak hanya dinikmati oleh ASN atau pensiunan, melainkan juga masyarakat setempat," lanjut Iqbal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement