Jumat 13 Sep 2019 11:30 WIB

Industri Pengolahan Sampah di Cilegon Libatkan Ribuan KK

Sampah ini akan diproses menjadi pupuk cari, media tanam dan bahan daur ulang.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja memasukan sampah plastik yang telah dicacah ke dalam karung di pabrik pengolahan sampah plastik kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pekerja memasukan sampah plastik yang telah dicacah ke dalam karung di pabrik pengolahan sampah plastik kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta, Selasa (10/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) meresmikan fasilitas Industri Pengolahan Sampah Manajemen Sampah Zero (IPS Masaro) di Cilegon, Banten, Kamis (12/9). Direktur CAP Suryandi mengatakan IPS Masaro merupakan langkah awal penerapan sistem ekonomi sirkular untuk memperpanjang masa pakai sampah agar dapat dimanfaatkan kembali.

Dia menyampaikan IPS Masaro mampu mengelola sampah swadaya 1.000 kepala keluarga (KK), didukung oleh sistem pemilahan sampah sesuai katagori yang dilakukan mandiri oleh masyarakat di masing-masing rumah. Sampah yang sudah terpilah akan ditukarkan dengan insentif dan diambil oleh IPS Masaro pada jadwal yang sudah ditentukan untuk diproses menjadi produk-yang bernilai ekonomi.

Baca Juga

"Melalui IPS Masaro, kami mengajak masyarakat meninggalkan sistem pengelolaan sampah konvensional Kumpul-Angkut-Buang dan berpindah pada sistem Pilah-Angkut-Proses, dimana sampah yang terkumpul  dikelola secara menyeluruh untuk didayagunakan dan dikelola tanpa sisa. Jadi fasilitas ini tidak memerlukan lahan untuk Tempat Pembuangan Sampah," ujar Suryandi.

Suryandi menyampaikan sampah organik diproses menjadi pupuk cair dan media tanam sedangkan sampah nonorganik yang masih mempunyai nilai ekonomi diproses menjadi bahan daur ulang dan dijual kepada  industri daur ulang. Sisa sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dibakar di insinerator yang panasnya dimanfaatkan untuk pemrosesan plastik menjadi BBM melalui pirolisator. Selain dijual, BBM yang dihasilkan juga digunakan untuk bahan bakar kendaraan pengangkut sampah serta mesin peralatan.

"Dengan demikian semua sampah yang diangkut ke IPS Masaro dapat dikelola seluruhnya dan tidak ada sampah yang mencemari lingkungan," lanjutnya.

Ia melanjutkan, dari tiga unit mesin pirolisator yang dioperasian oleh IPS Masaro, satu di antaranya merupakan modifikasi mesin berbahan bakar gas dari seorang siswa volunter yang duduk di kelas 11 di Jakarta Intercultural School yang bernama John Leiman.

"CAP menyambut baik dan mengapresiasi antusiasme dan hasil kerja John untuk mesin pirolisis skala kecil ini yang telah berkontribusi langsung dalam pengoperasian fasilitas IPS Masaro," katanya.

Lewat kemitraan yang solid dengan Asosiasi Industri Olefins Aromatik Plastik Indonesia (INAplas), Institut Teknik Bandung (ITB), Pemerintah Daerah serta masyarakat dalam penerapan konsep Masaro ini, CAP bertekad membangun kebiasaan yang baik dalam memilah sampah.

"Masaro juga bertujuan menciptakan kawasan zero waste sebagai pilot project percontohan yang dapat direplikasi untuk menjadi salah satu solusi permasalahan sampah di Indonesia," kata Suryandi menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement