REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Trinitan Metals and Mineral Tbk berencana melantai di pasar modal. Perusahaan menawarkan harga sahamnya kisaran Rp 270-300 per lembar saham.
Perusahaan pengelola pabrik pemurnian (smelter) untuk logam dan bahan mineral ini melepas sebanyak-banyaknya 333.333.500 saham biasa atau sebanyak-banyaknya sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham (IPO). Direktur Trinitan Metals and Mineral Widodo Sucipto mengatakan perusahaan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 333.333.500 Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak-banyaknya 33,33 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat IPO.
"Rencana penggunaan dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan sebesar 76,28 persen untuk belanja modal. Belanja modal itu akan digunakan untuk pembelian mesin dan peralatan," ujarnya dalam keterangan tulis, Sabtu (7/9).
Menurutnya saat ini perusahaan tengah melakukan pengembangan kegiatan usaha serta penambahan area produksi di Cicadas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Kemudian sisa dana IPO sebesar 23,72 persen akan digunakan untuk modal kerja perusahaan.
Dalam penawaran umum perdana saham ini, perusahaan telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Saham. Periode bookbuilding dilakukan pada 30 Agustus-10 September 2019 dan pencatatan saham dan Waran I di Bursa Efek Indonesia di rencanakan pada 4 Oktober 2019.
Sementara Direktur Utama Trinitan Metals and Mineral Richard Tandiono menambahkan perusahaan akan memproduksi produk-produk baru seperti Ekstraksi Perak (Ag), Nikel (Ni), Timah Putih (Sn) dan Bismuth (Bi). "Kami dapat terus meningkatkan nilai bahan tambang di Indonesia serta dapat melakukan pemurnian lebih banyak jenis metal dan mineral ke depannya," ucapnya.
Saat ini produk perseroan digunakan oleh pelanggan yang bergerak di bidang industri manufaktur baterai 71,1 persen, industri pembuat Antimony Trioxide 11,9 persen, industri pemrosesan baja 7,3 persen, industri solder 4,7 persen dan industri pertahanan 5,2 persen. Produk sudah dipasarkan sekitar 56 persen di pasar lokal dan 44 persen ekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Korea, Jepang, Cina dan Fiji.