Jumat 06 Sep 2019 16:35 WIB

Butuh Rp 10 Triliun Bangun Flyover Jalur KA Jakarta-Surabaya

Pembangunan flyover untuk mencegah adanya perlintasan sebidang di jalur KA.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah kendaraan melintas di perlintasan sebidang KRL di kawasan Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (4/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah kendaraan melintas di perlintasan sebidang KRL di kawasan Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menghitung titik mana saja yang terdapat perlintasan sebidang di jalur kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan pemerintah membutuhkan dana cukup besar untuk menutup perlintasan sebidang tersebut dengan membangun fly over atau underpass.

"Kita membutuhkan dana sekitar Rp 10 triliun (untuk membangun fly over di titik perlintasan sebidang di jalur KA semi cepat Jakarta-Surabaya)," kata Zulfikri dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (6/9).

Baca Juga

Zulfikri menuturkan setelah diidentifikasi, akan meembangun sebanyak 400 fly over di sepanjang jalur kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya. Meskipun mahal, dia mengatakan pada dasarnya memang dibutuhkan investasi yang cukup besar untuk menjamin keselamatan di sepanjang jalur kereta api yang dibangun.

"Seperti untuk jalur yang baru, kita memang buat tidak sebidang, dampaknya jadi mahal jalur kereta apinya karena harus kita naikkan (faktor keselamatannya)," ujar Zulfikri.

Meskipun begitu, Zulfikri mengakui untuk menutup perlintasan sebidang memang banyak kendala. Zulfikri mengakui selama ini kemenhub menerima banyak komplain baik dari pemerintah daerah, provinsi, kabupaten atau kota, maupun dari dewan perwakilan rakyat setempat terkait perlintasan sebidang yang ditutup.

"Ini juga kita perlu sosialisasikan, yang kita selesaikan ini masalah nyawa masyarakat. Di Jepang saja untuk perlintasan hewan yang bersinggungan dengan jalur kereta api sudah diberikan penangannnya," jelas Zulfikri.

Saat ini, Kemenhub mulai menyusun strategi untuk mengatasi pelintasan sebidang jalur kereta api yang bersinggungan dengan jalan. Sebelumnya, Zulfikri mengatakan hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan keselamatan di jalur kereta api yang berada di Indonesia secara menyeluruh.

Zulfikri menjelaskan saat ini jalur kereta api yang sudah dibangun secara total mencapai 989 kilometer. Dengan penambahan jalur kereta api yang dibangun, Zulfikri mengatakan perjalanan kereta api semakin meningkat.

Meskipun begitu Zulfikri mengakui peningkatan tersebut juga menimbulkan risiko lain. "Dngan semakin meningktknya perjalanan kereta api, potensi untuk terjadinya masalah di perlintasan sebidang itu akan semakin besar," kata Zulfikri dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (6/9).

Dari total jalur kereta api yang sudah dibangun, Zulfikri menuturkan secara total terdapat 4.854 perlintasan sebidang. Dari total tersebut sebanyak 1.238 perlintasan sebidang yang dijaga, 2.046 perlintasan sebidang yang tidak dijaga, dan 1.570 perlintasan sebidang yang ilegal.

Sementara hanya sedikit perlintasan sebidang yang saat ini sudah dibangun underpass atau overpass. "Sekitar 400 perlintasan sebidang sudah dibangun underpass atau overpass," ungkap Zulfikri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement