Kamis 05 Sep 2019 07:53 WIB

Atasi Tumpahan Minyak, SKK Migas Permudah Impor Barang

Kemudahan impor ini salah satu upaya untuk mempercepat penanggulangan tumpahan minyak

Menteri ESDM Ignasius Jonan (tengah) didampingi Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (kedua kanan), Vice President Indonesian Petroleum Association (IPA) Louise M McKenzie (kedua kiri), Bij Agarwal (kanan) dan Plt Dirjen MIgas Kementerian ESDM Joko Siswanto (kiri) membuka Konvensi dan Pameran IPA ke-43 Tahun 2019 di Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Menteri ESDM Ignasius Jonan (tengah) didampingi Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (kedua kanan), Vice President Indonesian Petroleum Association (IPA) Louise M McKenzie (kedua kiri), Bij Agarwal (kanan) dan Plt Dirjen MIgas Kementerian ESDM Joko Siswanto (kiri) membuka Konvensi dan Pameran IPA ke-43 Tahun 2019 di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto mengeluarkan surat permohonan kemudahan impor barang untuk perlengkapan penanganan tumpahan minyak Pertamina. Surat ini dikeluarkan SKK Migas terkait dengan peristiwa kebocoran minyak di lautan Karawang, Jawa Barat.

“Kami memang minta prosesnya dipercepat,” kata Dwi pada rangkaian acara konferensi Indonesia Petroleum Association (IPA) di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (4/9).

Baca Juga

Lebih lanjut, Dwi menerangkan bahwa rekomendasi tersebut salah satu upaya untuk mempercepat penanggulangan tumpahan minyak. Namun, Dwi menegaskan jika rekomendasi kemudahan impor tersebut, hanya berlaku pada kasus penanganan tumpahan minyak.

Menurut dia, kemudahan tersebut tidak lantas digunakan untuk semua keseluruhan kasus terkait migas, pada konteks ini ia mengatakan hanya mempermudah penanganan penanggulangan tumpahan minyak.

Dwi juga menjelaskan sudah terjun langsung meninjau lokasi tumpahan minyak di laut Jawa Barat tersebut. Perkembangan teknis dari Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) upaya penutupan kebocoran dilakukan dengan pengeboran relief well sumur YYA-1RW.

Pengeboran telah menembus hingga 2.110 meter atau 6924 kaki. Tahapan pengeboran adalah untuk mencari lubang dan menemukan lubang sumur YYA-1. Kemudian akan dipompakan lumpur dengan harapan untuk mematikan laju sumur.

Pertamina bekerja sama dengan perusahaan AS dalam penanganan sumur tersebut di mana sudah pengalaman dalam penanganan peristiwa yang lebih besar di Teluk Meksiko.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement