Senin 02 Sep 2019 11:32 WIB

Bank Sentral Asia Timur dan Pasifik Perkuat Koordinasi

Bank Sentral ingin memperkuat ketahanan ekonomi dan stabilitas keuangan di kawasan.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo.
Foto: Republika/Novita Intan
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Sentral di negara-negara Asia Timur dan Pasifik menyepakati penguatan koordinasi kebijakan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan proteksionisme perdagangan. Langkah ini agar kebijakan bank sentral mampu memperkuat ketahanan ekonomi dan stabilitas keuangan di kawasan.

Kesepakatan penguatan koordinasi tersebut dicapai dari hasil pertemuan eksekutif Bank Sentral Asia Timur dan Pasifik atau Executives Meeting of East Asia and Pacific Central Banks (EMEAP) di Shenzhen, China pada 29 Agustus-30 Agustus 2019.

Baca Juga

Direktur Eksekutif Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan para gubernur sepakat meningkatnya tensi perdagangan berdampak terhadap ekonomi global. “Maka diperlukan komunikasi dan diskusi terkait perumusan kebijakan Bank Sentral yang efektif guna memperkuat ketahanan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan di kawasan,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Senin (2/9).

Pada kesempatan tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan dua langkah yang ditempuh Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Pertama, bauran kebijakan yang meliputi kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran disertai upaya pendalaman pasar keuangan dan peningkatan peran ekonomi dan keuangan syariah. Kedua, koordinasi dan komunikasi kebijakan, baik dengan Pemerintah dan otoritas lainnya maupun penguatan kerjasama di antara Bank Sentral di kawasan.

Selain itu, Dody Budi Waluyo juga menekankan pentingnya Bank Sentral di kawasan bekerja sama dan berkolaborasi dengan lembaga internasional untuk mengantisipasi perkembangan teknologi finansial yang pesat dan memitigasi dampaknya terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan termasuk terhadap transmisi kebijakan bank sentral.

Selanjutnya, Onny melanjutkan para gubernur bank sentral  juga mendiskusikan upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di tengah perlambatan ekonomi global.

“Termasuk perlunya mendukung pengembangan UMKM dan sustainable finance, serta upaya otoritas menyikapi perkembangan teknologi finansial yang pesat dan fragmentasi di pasar keuangan,” ujarnya.

EMEAP adalah forum kerja sama sebelas bank sentral dan otoritas moneter di wilayah Asia Timur dan Pasifik. Adapun keanggotaan meliputi the Reserve Bank of Australia, the People’s Bank of China, the Hong Kong Monetary Authority dan Bank Indonesia.

Kemudian The Bank of Japan, the Bank of Korea, Bank Negara Malaysia, the Reserve Bank of New Zealand, Bangko Sentral ng Pilipinas, the Monetary Authority of Singapore dan the Bank of Thailand.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement