REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan negaranya belum akan memberlakukan tarif impor pada komoditas otomotif Jepang. Sebab perekonomian terbesar ketiga di dunia itu ingin melanjutkan negosiasi untuk memperkuat perjanjian perdagangan antar kedua negara.
Pada konferensi pers pertemuan G7 di Biarritz, Prancis, Trump ditanya tentang apakah ia masih mempertimbang untuk memberlakukan tarif impor kepada Jepang. Tarif yang dapat ia institusikan di bawah undang-undang perdagangan AS jika pemerintahannya menemukan impor tersebut mengancam keamanan nasional.
"Tidak pada saat ini, tidak, tidak saat ini, itu sesuatu yang bisa saya lakukan nanti jika saya menginginkannya tapi kami tidak mencari-carinya," kata Trump, Selasa (27/8).
Dalam pertemuan G7 di Prancis, Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan kesepakatan prinsip-prinsip utama perjanjian perdagangan terbatas. Tokyo wajib membeli komoditas pertanian AS dan Washington tetap menjaga tarif impor produk otomotif Jepang sebesar 2,5 persen untuk mobil penumpang dan 25 persen untuk truk.
Detail perjanjian perdagangan tersebut tidak diungkapkan. Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan perjanjian pertemuan G7 akan memotong tarif pertanian.
Menambah ekspor tahunan pertanian AS ke Jepang sebesar 7 miliar dolar AS dari level saat ini senilai 14 dolar AS. Ini membantu produsen daging sapi, babi, gandum, produk susu sapi, anggur dan ethanol AS.
Lighthizer menambahkan perjanjian ini juga memberikan standar tinggi untuk perdagangan digital. Termasuk barang-barang industri. Salah satu pejabat perdagangan AS memberikan penjelasan yang dikonfirmasi kantor Lighthizer.
Pejabat tersebut mengatakan 'tahap pertama' perjanjian G7 akan mengurangi tarif sejumlah komoditas tertentu industri Jepang. Tapi tidak akan mengurangi tarif AS terhadap otomotif atau suku cadang dari Jepang. Selain itu perjanjian tersebut juga tidak membahas batasan non-tarif yang menjadi isu saat ini.