Ahad 25 Aug 2019 15:28 WIB

Asuransi Syariah Terbuka untuk Non-Muslim

Asas tolong-menolong menjadi alasan non Muslim memilih produk asuransi syariah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Asuransi syariah (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Asuransi syariah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dengan asas tolong menolong, asuransi syariah memiliki landasan berbeda jika dibandingkan dengan asuransi konvensional. Karena sifatnya yang berbasis tolong-menolong itu, asuransi syariah tak hanya tersegmentasi untuk kalangan Muslim semata, melainkan terbuka untuk non-Muslim.

Pimpinan Unit Usaha Syariah Allianz Life Indonesia Yoga Prasetyo menyampaikan, beberapa pemegang polis yang memilih asuransi syariah bukan karena terkait dengan prinsip agama tertentu. Menurut dia, prinsip yang dianut dalam asas tolong-menolong itu mencakup universal.

Baca Juga

"Cukup banyak pemegang polis asuransi syariah yang justru bukan Muslim," ujarnya kepada Republika, Ahad (25/8).

Dia melanjutkan, pada hakikatnya seluruh agama mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Bedanya, dalam literasi keislaman prinsip-prinsip tersebut dituangkan secara terstruktur dan terdapat referensi akademik sehingga menjadi konsep produk. Yang mana produk tersebut secara operasional bisa dijalankan oleh perusahaan yang memiliki unit syariah lain seperti bank, multifinance (reksadana).

Untuk menggaet kalangan di luar Islam, menurut dia, asuransi syariah perlu dipasarkan secara komprehensif mulai dari kriteria dan landasan yang menyertainya. Misalnya, prinsip-prinsip universalitas merupakan hal yang paling utama yang harus dikuasai dengan baik oleh tenaga pemasar.

Untuk itu tak bisa dipungkiri, lanjut dia, produk asuransi masih bersifat sales driven ketimbang customer driven. Sehingga faktor utama dan terbesar adalah bagaimana tenaga pemasar mampu menjelaskan kepada calon nasabah untuk memahami konsep asuransi syariah secara benar.

“Memang sebagian besar polis syariah ini adalah mereka yang memahami prinsip dan konsep syariah sejalan dengan keyakinan yang dianut, tapi ada juga yang memilih karena sifatnya tadi itu, universalitas,” ujarnya.

Asas tolong-menolong masih cenderung dipilih oleh para peminat non-Muslim ketimbang memilih asuransi konvensional yang berasas mentrasfer resiko. Di mana asas tersebut cukup lumrah namun cenderung lebih merupakan transaksi jual-beli resiko.

Sejauh ini, kata dia, jumlah agen berlisensi syariah yang menjual produk asuransi syariah Allianz meningkat, meski dia belum dapat membuka detail data capaian yang telah diraih. Hal itu dibarengi dengan gencarnya sosialisasi dan kerja sama dengan beberapa kalangan. Kerja sama misalnya dengan menggandeng kalangan akademisi untuk merekrut tenaga pemasar milenial.

“(Rekrutmen tenaga pemasar milenial) tujuannya agar fundamenta pertumbuhan penjualan juga berjalan kuat,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement