Jumat 23 Aug 2019 00:42 WIB

Mahathir: Jangan Naik Gojek Kalau Merasa tidak Aman 

Keberadaan layanan Gojek di Malaysia bisa membantu wirausahawan muda.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Presiden Kunjungan PM Malaysia. PM Malaysia Mahathir Mohamad memberikan keterangan pers bersama saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Kunjungan PM Malaysia. PM Malaysia Mahathir Mohamad memberikan keterangan pers bersama saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyerukan kepada masyarakat Malaysia untuk mempertimbangkan keamanan saat menggunakan layanan ojek daring asal Indonesia, Gojek. Mahathir mengatakan,  Malaysia kini memiliki banyak pilihan bagi masyarakat untuk bertransportasi. 

"Jika merasa tidak aman, jangan naik. Kita ada pilihan dan kita tidak memaksa untuk menaiki ojek daring," kata Mahathir seperti dilansir dari Bharian, Kamis (22/8). 

Baca Juga

Pihaknya memaklumi, mengenai masuknya layanan Gojek ke Indonesia, tentu menimbulkan pro dan kontra. Sebab, sejauh ini layanan ojek motor sudah ada di Malaysia. Namun, sifatnya belum terorganisir dan tidak dapat dimanfaatkan oleh para pedagang kecil layaknya Gojek di Indonesia. 

Menurut Mahathir, masuknya Gojek ke Malaysia dapat melayani kebutuhan transportasi para pedagang kecil yang ada. "Ketika Gojek datang kesini, mereka akan melayani masyarakat kecil," ujar Mahathir. 

Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddig menuturkan, keberadaan layanan Gojek di Malaysia bisa membantu para wirausahawan muda. Kabinet telah bulat dan menyetujui masuknya layanan Gojek di Malaysia, sebab selain memberik manfaat bagi sektor usaha, sekaligus memberikan lapangan pekerjaan masyarakat. 

Sementara itu, Pendiri Big Blue Capital, Shamsubahrin Ismail, mengatakan, keberadaan Gojek dapat memberikan celah adanya kejahatan dalam transportasi. Hal itu berkaca dari beroperasinya Uber dan Grab yang menimbulkan banyak masalah. 

"Pengemudi yang sebelumnya melakukan kejahatan akan pindah ke Gojek dan memiliki kesempatan untuk melakukan kebiasaan lama mereka," ujarnya. 

Pihaknya pun mempertanyakan kepada Pemerintah Malaysia ihwal pengawasan dari para pengemudi. "Siapa yang bisa mengendalikan pengendara jika mereka membawa penumpang ke hutan untuk melakukan kejahatan?" ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement