Senin 19 Aug 2019 18:48 WIB

Kementan akan Penuhi Kebutuhan Benih Lewat Penangkar

Kementan akan memenuhi ketersediaan benih melalui penangkar benih.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nur Aini
Tanam Benih Padi Gogo: Areal show window 100 varietas padi gogo di areal Tajug Gede Cilodong, Bungursari, Purwakarta, Rabu (27/2)
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Tanam Benih Padi Gogo: Areal show window 100 varietas padi gogo di areal Tajug Gede Cilodong, Bungursari, Purwakarta, Rabu (27/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) akan meningkatkan produksi pangan dengan menggenjot penambahan luas tambah tanam pada musim gadu. Upaya yang dilakukan adalah pemenuhan benih dengan menggerakkan pola kemitraan penangkar dengan produsen.

Kepala Sub Direktorat Pengembangan Produksi Benih, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suharyanto menegaskan bakal menjamin penyediaan benih bermutu dengan memberdayakan penangkar benih. Dia menyebut, Kementan memfasilitasi bantuan untuk kelompok penangkar agar mereka mampu mencukupi kebutuhan di kelompoknya sendiri dan bisa jadi dapat menjual sebagian hasilnya. 

Baca Juga

“Benih bermutu menjadi kebutuhan utama agar mampu menggenjot produksi,” ujar Suharyanto dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Senin (19/8). 

Dia menambahkan, saat ini sudah ada beberapa penangkar yang sudah menjalani pola kemitraan dengan perusahaan benih. Hak itu memungkinkan mereka untuk mampu membuka akses pemasarannya.

Di tempat terpisah, Ketua Poktan Loncek Benih Agro di Desa Pakbulu Kecamatan Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Amiruddin menyatakan kelompoknya telah melakukan pola kemitraan melalui kerja sama produksi dan pelimpahan benih dengan PT Pertani. Saat ini kelompok tersebut terdiri dengan jumlah anggota 80 orang dan luas areal penangkaran 60 hektare. Jumlah tersebut mencakup Kabupaten Mempawah, Singkawang, Bengkayang, dan Sambas.

“Dengan potensi hasil 3 sampai 4 ton benih per hektare, kami mampu memenuhi kebutuhan benih yang tanam pada bulan Agustus ini. Saat ini kami telah menyiapkan benih siap salur sebanyak 60 ton untuk memenuhi kebutuhan 2.400 hektare," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Amiruddin, keluhan para penangkar di era digital selama ini seharusnya tidak terjadi, hal itu telah dibuktikan oleh asosiasi penangkar benih Loncek Benih Agro. Melalui pola kemitraan dengan produsen benih yang terdaftar di E-Katalog Benih, penangkar tidak perlu khawatir lagi dengan masalah pemasaran.

“Apalagi mengingat kebutuhan benih bermutu di Provinsi Kalimantan Barat potensinya masih cukup besar, peluang kita cukup besar untuk masuk ke pasar benih,” ungkapnya. 

Hal senada juga diungkapkan Ketua Kelompok Tani Usaha Bersama, Desa Kecurit, Kecamtan Toho, Mempawah Sarmin. Dia mengatakan saat ini kelompoknya mendapat bantuan program Desa Mandiri Benih Tahun 2015 dan sampai sekarang masih eksis mengembangkan produksi benih. Adapun luas usaha penangkarannya sebesar 15 hektare dan potensi hasilnya berjumlah 4 ton benih dan mampu memenuhi kebutuhan di wilayah Mempawah.

“Program bantuan benih gratis dari Pemerintah menjadi salah satu peluang pasar bagi kelompoknya memenuhi kebutuhan benih petani,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement