REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk membuka layanan perbankan terutama pembukaan rekening bank di Osaka, Jepang. Perseroan telah mendapatkan lisensi baru untuk menjadi agen dalam pembukaan rekening tabungan, sehingga para pemagang kerja asal Indonesia yang berada di kawasan Kansai tidak perlu harus ke Tokyo untuk membuka rekening.
Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan sejak beroperasi pada akhir 2012, fungsi subcabang Osaka adalah memasarkan layanan perbankan di Osaka dan sekitarnya, terutama korporasi dan partner bank.
Pada pertengahan 2019, fungsi BNI Sub Cabang Osaka telah meningkatkan yakni dapat memproses dokumen, sehingga dapat membantu pembukaan rekening tabungan Indonesia bagi WNI yang ada di Osaka dengan lebih mudah.
“Untuk mendukung program pemerintah dalam menarik devisa dari luar negeri, khususnya PMI, BNI senantiasa membuat terobosan untuk mempermudah WNI di luar negeri untuk membuka dan memiliki rekening BNI sekaligus untuk meningkatkan transaksi remitansi ke Indonesia,” ujar Rico dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Ahad (18/8).
Menurut Rico, semakin mudahnya WNI di Jepang membuka dan memiliki rekening BNI yang dilengkapi fasilitas pengiriman uang ke Indonesia secara lebih cepat dan aman, diharapkan BNI menjadi Bank of Choice bagi masyarakat Indonesia di Jepang. Mengingat, negara Sakura ini menawarkan penghasilan yang cukup menjanjikan, tidak terkecuali untuk sebagian WNI.
“Sebagai peserta program pra magang (Kensushei) dan dilanjutkan menjadi pemagang (Jissushei), WNI akan memperoleh penghasilan yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan kemampuan untuk pengelolaan keuangan yang baik,” ucap dia.
Rico menambahkan memiliki rekening bank sangat penting bagi para Kensushei dan Jissushei. Salah satu layanan yang sangat mereka butuhkan pengiriman uang ke Indonesia.
BNI merupakan satu-satunya bank asal Indonesia yang sudah beroperasi sejak tahun 1969 di Jepang. Perseroan memberikan dukungan bagi WNI di Jepang yang jumlahnya kini tercatat sekitar 45 ribu orang dan tersebar di berbagai wilayah, seperti di Tokyo, Osaka, hingga Kyoto.