REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Bank Indonesia mencatat volume transaksi kartu kredit mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kartu kredit hanya sebesar 1,15 persen pada semester satu 2019.
Sementara jumlah kartu yang beredar turun dari 17,27 juta pada akhir 2018 menjadi 17,21 juta pada Juni 2019. Berdasarkan Statistik Sistem Pembayaran Bank Indonesia, volume transaksi kartu kredit pada semester satu 2019 sebanyak 169,28 juta atau naik 1,15 persen dibandingkan semester satu 2018 sebanyak 163,41 juta.
Selanjutnya nominal transaksi kartu kredit juga tercatat naik 9,53 persen menjadi Rp 166,07 triliun dari Rp 151,49 triliun. Jika dirinci kenaikan nominal transaksi kartu kredit didorong penggunaan kegiatan belanja yang mencapai 9,93 persen dengan volume transaksi tumbuh 1,02 persen.
Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha berkembangnya ragam transaksi pembayaran terutama yang diinisasi perusahaan financial technologi (fintech) membuat pertumbuhan kartu kredit mengalami penurunan.
“Hal ini terjadi karena banyaknya option cara pembayaran yg ada sekarang ini, sehingga customer banyak menggunakan metode pembayaran digital lain untuk transksi dengan nilai yang kecil,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (18/8).
Menurutnya perlambatan terjadi pada volume transaksi di mana kenaikan nya hanya sekitar satu sampao dua persen saja. Sementara untuk nilai transaksi kenaikan masih sebesar 10 persen.
“Kartu kredit masih digunakan untuk transksi dengan nilai besar. Di samping itu juga dengan ada nya kenaikan harga, sehingga nilai per transaksi kartu kredit juga mengalami kenaikan,” ucapnya.
Steve pun memperkirakan jumlah kartu akan sulit tumbuh hingga akhir tahun ini. Dia juga memperkirakan volume dan nominal transaksi masih akan tumbuh di bawah 10 persen hingga akhir tahun.