Kamis 15 Aug 2019 17:58 WIB

BI: Transaksi Kartu GPN pada Januari-Juli 2019 Rp 3.705 T

BI menargetkan satu nasabah memiliki minimal satu kartu ATM atau debet GPN

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Mandiri Debit Logo GPN. Petugas menunjukan kartu Mandiri Debit berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di kantor layanan Bank Mandiri, Jakarta, Senin (9/4).
Foto: Republika/ Wihdan
Mandiri Debit Logo GPN. Petugas menunjukan kartu Mandiri Debit berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di kantor layanan Bank Mandiri, Jakarta, Senin (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) terus mendorong implementasi sistem Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Tercatat jumlah pertumbuhan nilai transaksi tersebut mencapai Rp 6,21 triliun dengan jumlah transaksi sebanyak 13,6 juta kali pada Juli 2019 atau tumbuh 44 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan sepanjang Januari-Juli jumlah transaksi debit mencapai 3,4 miliar kali. Pertumbuhan ini meningkat 11,71 persen secara yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 3.321 triliun.

Baca Juga

“Sepanjang Januari-Juli jumlah transaksi debit sebanyak 3,4 miliar kali dengan nilai Rp 3.705 triliun,” ujarnya saat acara Penandatangan Kerja Sama Mastercard dan PT Artajasa Pembayaram Elektronis di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (15/8).

Sugeng juga mendukung komitmen dari penerbit kartu debit asing yakni Mastercard untuk bergabung dengan sistem GPN. Hal ini terkait Mastercard jadi pionir lantaran baru saja melakukan kerja sama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis untuk memproses transaksi kartu debit berlogo Mastercard pada sistem GPN.

“Mastercard sebagai pemain global telah mempunyai pengalaman yang luas pada bidang sistem pembayaran, sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan kapasitas dan kapabilitas sistem pembayaran di indonesia. Caranya sharing knowledge dan update teknologi keamanan bertransaksi, fraud detection system, kita perlu belajar di situ karena semakin banyak serangan, sehingga memberi peningkatan ketahanan sistem kita,” jelasnya.

Ke depan, pihaknya terus mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien dan lancar. Hal ini sejalan dengan memberikan perhatian konsumen secara proteksi dan keamanan nasional

“Beberapa waktu lalu sering menjumpai masalah fragmentasi di dalam sistem pembayaran kita, kalau dalam membayar menggunakan kartu tertentu di mesin EDC tidak bisa, jadi sangat terfragmentasi sekali. Tingkat konektivitas dan saling interbubble tidak terjadi, atau sangat kecil sekali,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement