REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung secara penuh upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk untuk menerapkan pertanian 4.0 di kawasan mereka. Dukungan tersebut disampaikan secara langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menerima Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, pada Rabu (14/8) kemarin.
“Pak Menteri sangat mendukung rencana kami untuk mengimplementasikan smart farming 4.0 di Kabupaten Nganjuk. Bahkan Pak Menteri sudah berkenan hadir dalam peresmiannya September nanti,”ungkap Novi dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Kamis (15/8).
Sebagai bentuk dukungan, Kementan akan memberikan bantuan berupa bantuan benih unggul, traktor, mesin dryer, serta pendampingan teknologi. “Pak Menteri memastikan program ini akan dikawal dengan baik oleh jajaran Kementan di level bawah,” sebut Novi.
Menurut Novi, pihaknya mendorong implementasi pertanian 4.0 di Kabupaten Nganjuk dengan mengedepankan pertanian berbasis teknologi. Harapannya, penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi, mempercepat produksi, serta meningkatkan kualitas produksi hasil pertanian.
“Kami juga sampaikan ke Pak Menteri bahwa kami akan membangun resi gudang. Pemda yang mengelola dan akan mengakomodir hasil pertaninan di Nganjuk. Tujuannya untuk menjaga kestabilan harga dan menjaga kualitas dari produksi itu sendiri,” lanjut Novi.
Sebagai proyek percontohan, Pemkab Nganjuk akan menyiapkan lahan pertanian 500 hektare. Melalui proyek percontohan ini, perlahan petani wilayah Nganjuk berubah dari tradisional menjadi modern.
“Kami ingin mengajak petani kami untuk berubah dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Saya selalu kampanyekan dan memberi contoh kepada petani penerapan pertanian tradisional akan semakin sulit karena buruh tani berkurang dan biayanya juga semakin mahal. Sehingga akhirnya petani juga sudah mulai berpikir bahwa dengan pertanian modern memungkinkan mereka untuk menggarap lahan lebih luas dengan biaya lebih murah,” jelas Novi.
Rencana penerapan pertanian 4.0 di Kabupaten Nganjuk sejalan dengan program pemerintah yang saat ini sedang aktif mendorong modernisasi pertanian. Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, modernisasi pertanian digiatkan melalui penerapan teknologi dalam kegiatan pertanian, mulai dari tahapan perbenihan, cara tanam, hingga pengolahan hasil.
Saat berdialog dengan peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8) lalu, Presiden Jokowi meminta pemerintah daerah untuk mengarahkan para petani untuk tidak lagi mengolah lahan secara manual.
"Jadi kita ubah petani yang sudah berpuluh-puluh tahun dengan untuk land clearing dengan cara membakar diganti dengan pembersihan land clearing dengan traktor, dengan excavator tanpa harus membuat api," tutur Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan Kementan sudah menyalurkan berbagai bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor, excavator, dan bulldozer untuk daerah-darah yang memiliki lahan-lahan luas.
Mengafirmasi pernyataan Presiden Jokowi, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan dalam 4,5 tahun terakhir pemerintah telah melaksanakan pengadaan alsintan dalam jumlah besar dan menetapkan visi mekanisasi pertanian modern.
"Mekanisasi mempercepat cara kerja petani, menggugah anak muda kembali ke pertanian, dan meningkatkan produksi pangan kita secara luar biasa. Pada tahun 2014, level mekanisasi pertanian hanya 0,14. Pada tahun 2018 kemarin meningkat signifikan menjadi 1,68," jelas Amran.