REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina terus melakukan penyerapan minyak mentah dan kondensat dalam negeri secara optimal. Hingga 2 Agustus 2019, total kesepakatan pembelian minyak mentah dan kondensat dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mencapai 123,6 ribu barel minyak mentah per hari (MBCD) dari 39 KKKS.
"Dengan upaya ini, Pertamina telah menekan impor minyak mentah sampai 35 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 339 ribu barel per hari (MBPD)," ujar Fajriyah di Jakarta, Selasa (13/8).
Fajriyah menjelaskan, total kesepakatan pembelian minyak mentah dan kondensat dari KKKS dalam negeri ini meningkat sangat signifikan dibanding pada 2018. Dari total volume tersebut, perseroan mengoptimalkan pasokannya sesuai dengan kebutuhan, jenis dan volume, serta kesepakatan bisnis yang dicapai.
Fajriyah menambahkan, delivery untuk total volume minyak mentah dan kondensat yang disepakati akan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati dan bisa berbeda-beda untuk setiap KKKS. Begitu pula dengan jenis crude yang diserap Pertamina, juga bisa berbeda-beda karena disesuaikan dengan kebutuhan pengolahan di Kilang.
Menurut Fajriyah, dengan adanya penyerapan ini, maka berdampak pada penurunan impor minyak mentah Pertamina. Seperti terlihat pada periode Januari-Juni 2019, impor minyak mentah Pertamina tercatat sebesar 220 MBPD.
"Dengan volume impor minyak mentah sebanyak 220 MBPD, maka komposisi impor dibandingkan lifting domestik yang sebesar 681 MBPD mencapai sekitar 25 persen banding 75 persen. Kondisi ini membaik dibandingkan pada 2018 di mana perbandingannya 37 persen (339 MBPD) impor dan 63 perse (571 MBPD) domestik," ucap Fajriyah.
Selain menekan impor minyak mentah, Pertamina juga berhasil menekan impor produk BBM seperti Avtur dan Solar. Dengan adanya inovasi untuk optimasi kilang, sejak Mei 2019 Pertamina sudah bisa memenuhi kebutuhan Avtur dan Solar dalam negeri dari produksi kilang-kilang sendiri.
"Hal ini tentunya menjadi prestasi sendiri untuk mendorong pemenuhan kebutuhan dalam negeri dari sumber daya yang kita miliki. Bahkan produksi Avtur dari Kilang Cilacap kini sudah diekspor ke luar negeri karena kebutuhan avtur domestik semua sudah terpenuhi," kata Fajriyah menambahkan.