REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai diprediksi bakal melonjak pada Hari Raya Idul Adha seiring dengan tingginya tingkat permintaan di momentum tersebut. Diketahui, tren kenaikan harga cabai telah berlangsung selama dua bulan terakhir dan belum mengalami penurunan.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai kebutuhan cabai akan meningkat sesuai dengan kondisi di tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, harga juga diprediksi bakal merangkak naik.
“Harga nampaknya akan naik mendekati Lebaran Idul Adha,” kata Nailul saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/8).
Hanya saja dia menggarisbawahi, harga cabai memang cukup fluktuatif selama ini sehingga bisa saja harga cabai tinggi dan rendah dalam waktu yang singkat. Untuk itu menurut dia, tugas pemerintah harusnya menjaga agar harga tidak memberatkan konsumen dan dapat menguntungkan produsen atau petani.
Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga cabai merah besar rata-rata nasional pada 5 Agustus 2019 di level Rp 58.550 per kilogram (kg) dan harga cabai merah keriting menembus level Rp 62.150 per kg.
Sedangkan harga cabai rawit merah menurut Sri mengalami lonjakan harga yang paling tinggi. Mengacu statistik PIHPS, harga cabai rawit merah berada di kisaran Rp 43.350-Rp 96.650 per kg. Tercatat harga terendah berada di Sulawesi Barat dan tertinggi trennya berada di Jabodetabek, Riau, dan Timur.
Di sisi lain menurut dia, kebutuhan cabai segar memang masih belum bisa digantikan terutama bagi pelaku usaha rumah makan. Dia menjabarkan kalaupun ada kemungkinan bagi masyarakat mengkonsumsi cabai kering, hal serupa belum dapat diterapkan oleh pelaku usaha rumah makan.
“Cabai kering belum bisa menggantikan masakan-masakan dengan kaya bumbu rempah, seperti masakan Padang,” kata dia.