Selasa 06 Aug 2019 04:30 WIB

Jamkrindo Catat Volume Penjaminan Capai Rp 102,5 Triliun

Volume penjaminan tersebut terdiri dari penjaminan KUR dan non-KUR

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Jamkrindo
Foto: bumn.go.id
Jamkrindo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Jamkrindo berhasil mencatatkan kinerja positif pada semester satu 2019 dengan keberlangsungan bisnis yang tetap terjaga dengan baik. Perusahaan bidang penjaminan tersebut mencatatkan volume penjaminan sebesar Rp 102,523 triliun atau naik 19,21 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 85,804 triliun.

Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto mengatakan volume penjaminan tersebut terdiri dari penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 28,53 triliun dan penjaminan non-KUR sebesar Rp 74,35 triliun. Adapun kinerja bisnis tersebut menghasilkan laba sebelum pajak (EBT) Rp 372,03 miliar atau naik 82,28 persen dari tahun sebelumnya Rp 204,1 miliar.

Baca Juga

"Pencapaian ini tidak terlepas dari usaha menjaga keberlanjutan bisnis dengan fokus meningkatkan pertumbuhan dalam rangka mengoptimalkan kapasitas secara efektif dan efisien,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Senin (5/8).

Menurutnya beberapa inisiatif yang telah dijalankan oleh Perum Jamkrindo dalam rangka menjaga keberlanjutan bisnis antara lain penguatan kompetensi sumber daya manusia, melakukan pengembangan produk yang memiliki nilai tambah, memperkuat penetrasi pasar dengan berbagai inovasi, dan melakukan inisiatif sinergi dengan berbagai mitra bisnis.

Adapun total aset pada Juni 2019 tercatat sebesar Rp 17,40 triliun atau naik 7,11 persen dari aset per 31 Desember 2018. Sementara, pencapaian ekuitasnya sebesar Rp 11,67 triliun atau naik 3,30 persen dibandingkan Per 31 Desember 2018.

Randi menambahkan pada akhir tahun, Perum Jamkrindo optimistis dapat memenuhi target volume penjaminan kredit sebesar Rp 182,36 triliun.

"Kami terus berkomitmen memperluas pasar penjaminan dengan membuka kerja sama baru dengan perbankan, nonperbankan, dan BUMN, serta melakukan kajian-kajian strategis menciptakan produk penjaminan sesuai perkembangan industri perbankan atau nonbank," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement