Sabtu 03 Aug 2019 20:00 WIB

China Setuju Perkecil Selisih Dagang dengan Indonesia

Mendag menyebut Presiden Xi Jinping menginstruksikan agar memprioritaskan Indonesia.

Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita (kiri) didampingi Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun berdialog dengan pengusaha asal China di sela-sela jamuan makan malam di Wisma Duta KBRI Beijing, Kamis (1/8/2019).
Foto: Antara/M Irfan Ilmie
Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita (kiri) didampingi Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun berdialog dengan pengusaha asal China di sela-sela jamuan makan malam di Wisma Duta KBRI Beijing, Kamis (1/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pemerintah China berjanji memenuhi segala permintaan Pemerintah Indonesia- untuk memperkecil selisih neraca perdagangan antara kedua negara. Presiden Xi Jingping disebut telah memerintahkan pengurangan selisih dagang itu. 

"Di tengah-tengah 'dinner', kebetulan saya bersebelahan dengan Menteri Perdagangan (Menteri Perdagangan China/Mofcom), beliau berjanji akan memprioritaskan Indonesia sesuai dengan instruksi Presiden Xi Jinping," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di sela mengikuti pertemuan para menteri Kemitraan Ekonomi Menyeluruh Regional (RCEP) di Beijing, Sabtu.

Baca Juga

Sebelumnya, 15 menteri anggota RCEP diundang makan malam oleh Mofcom selaku tuan rumah pertemuan tersebut, Jumat (2/8). "Beliau tahu bahwa saya ketemu Menteri GACC (Menteri Kepabeanan China) minggu lalu. Dan beliau ternyata terus mengikuti perkembangan ini," kata Mendag menambahkan.

Saat tiba di Beijing, Kamis (1/8), Mendag mendapatkan surat jawaban dari GACC atas beberapa permintaan yang disampaikan sepekan sebelumnya. Surat itu menyatakan seluruh permintaan dipenuhi.

Beberapa permintaan itu adalah enam perusahaan eksportir sarang burung walet segera diverifikasi oleh pihak China. Kemudian ada juga 60 perusahaan mendapatkan izin ekspor beberapa komoditas ke China.

"Tapi mereka juga mengingatkan ke saya agar tidak lupa dengan janji membuka pelabuhan untuk pasar mereka. Kalau kita hitung-hitung, maka lebih untung kita," kata Mendag.

Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan China sebesar 18,5 miliar dolar AS selama periode Januari-Mei 2019.

Di sela KTT G-20 di Osaka, Jepang, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Salah satu yang dibicarakan adalah lebih dibukanya keran ekspor Indonesia oleh China.

Sepekan yang lalu, Mendag Enggartiasto bertemu para pengusaha asal Indonesia di Shanghai mengenai hambatan-hambatan yang mereka alami saat mengekspor komoditas dari Indonesia ke China.

Pertemuan tingkat menteri RCEP di Beijing pada 2-3 Agustus 2019 diikuti oleh 16 negara yang terdiri dari 10 anggota ASEAN dan enam mitra perdagangan bebas ASEAN, yakni India, China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement