Kamis 01 Aug 2019 15:24 WIB

Saran Susi ke Pertamina Soal Tumpahan Minyak di Karawang

KKP akan terus mengawal penanganan dampak tumpahan minyak di perairan Karawang

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Warga mengumpulkan tumpahan minyak (Oil Spill) yang tercecer di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). Tumpahan minyak tersebut tercecer di sepanjang pantai Sedari hingga pantai Cemarajaya akibat kebocoran pipa proyek eksplorasi minyak milik Pertamina.
Foto: ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Warga mengumpulkan tumpahan minyak (Oil Spill) yang tercecer di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/7/2019). Tumpahan minyak tersebut tercecer di sepanjang pantai Sedari hingga pantai Cemarajaya akibat kebocoran pipa proyek eksplorasi minyak milik Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku sudah meninjau lokasi tumpahan tumpahan minyak di sekitar anjungan lepas pantai YY PHE ONWJ di sekitar anjungan YY di wilayah Karawang, Jawa Barat, melalui helikopter pada Kamis (1/8).

"Saya lihat penanganannya sudah betul," ujar Susi saat jumpa pers di Ruang Rapat Menteri KKP, Gedung Mina Bahari IV, Kantor KKP, Jakarta, Kamis (1/8).

Baca Juga

Meski begitu, Susi meminta Pertamina terus memaksimalkan penanganan, termasuk mengantisipasi dampak kerusakan lingkungan laut atas tumpahan minyak sejak saat ini hingga masa mendatang.

"Kita juga akan memastikan pemulihan tidak berjalan sekarang saja, tapi terus-menerus karena dampak lingkungan harus diantisipasi, tidak mungkin selesai 1-3 bulan, minimal enam bulan ada program konservasi dan pemulihan," kata Susi.

Susi menyebutkan upaya menjaga lingkungan laut tidak mudah. Di lokasi PHE ONWJ, kata Susi, Pertamina memiliki sekitar 200 sumur yang harus dijaga agar tidak terulang kembali kejadian pada sumur YYA-1.  Yang pasti, lanjut Susi, KKP akan terus mengawal penanganan dampak tumpahan minyak.

"Yang pasti, tidak akan kita tinggal selama masih ada (tumpahan minyak). Tidak bisa sepihak Pertamina berhenti melakukan pemulihan, akan kita tagih," ucap Susi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement