Selasa 30 Jul 2019 20:03 WIB

Gojek Pastikan Perusahaannya Terdaftar di Indonesia

Gojek merupakan perusahaan rintisan Indonesia

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Founder dan CEO Gojek Grup Nadiem Makarim bersiap mengikuti konvoi saat peresmian logo baru Gojek di Jakarta, Senin (22/7).
Foto: Republika/Prayogi
Founder dan CEO Gojek Grup Nadiem Makarim bersiap mengikuti konvoi saat peresmian logo baru Gojek di Jakarta, Senin (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita memastikan Gojek merupakan perusahaan yang terdaftar di Indonesia. Nila mengatakan perusahaan terdaftard dengan nama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.

Untuk itu, Nila menuturkan seluruh penanaman modal dan investasi dibukukan penuh di perusahaan Indonesia tersebut. "Kami tidak memilki perusahaan Singapura sebagai induk perusahaan," kata Nila kepada Republika, Selasa (30/7).

Baca Juga

Nila menegaskan Gojek selalu melaporkan penanaman modal yang didapatka selama ini. Menurutnya, laporan penanaman modal yang dilakukan Gojek sudah sesuai amanat yang diberikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Dia menambahkan Gojek selama ini merupakan perusahaan rintisan Indonesia. "Gojek juga dengan head office di Indonesia dan 90 persen dari pegawai kami adalah orang asli Indonesia," tutur Nila.

Nila memastikan investasi yang didapatkan selama ini  disalurkan untuk pengembangan usaha dan ekosistem di Indonesia. "Sehingga kami bisa terus melayani ratusan juta konsumen serta memberikan akses pendapatan kepada dua juta mitra pengemudi, 400 ribu merchant dan puluhan ribu mitra penyedia layanan GoLife di Indonesia," ungkap Nila.

Sebelumnya, Kepala BKPM Thomas Lembong menuturkan riset dari Google Tamasek mengungkapkan empat unicorn Indonesia diklaim milik Singapura. Dia menuturkan dalam riset tersebut dijelaskan dengan tabel unicorn sebanyak nol milik Indonesia dan empat di Singapura.

"Faktanya adalah empat unicorn kita, induknya memang di Singapura semua. Uang yang masuk keempat unicorn kita, masuknya lewat Singapura," ujar Thomas, Selasa (30/7).

Bahkan menurut Thomas, sering sekali masuknya pendanaan tersebut bukan dalam bentuk investasi. Menurutnya, pendanaan justru dilakukan kepada induknya unicorn di Singapura baru membayarkan ke perusahaan iklan di Indonesia.

"Jadi, sedikit membingungkan. Kan ada steatment pengumuman Grab akan investasi sekian, Gojek baru fund raising baru dapet lagi berapa miliar dolar. Kok nggak nongol lagi dalam bentuk arus modal masuk berbentuk investasi. Jawabannya masuk berbentuk investasi ke Singapura, ke induknya," jelas Thomas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement