REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BCA Syariah akan segera mendapatkan suntikan modal dari induknya BCA pada kuartal III 2019. Direktur BCA Syariah, John Kosasih menyampaikan telah mengajukan penambahan modal sebesar Rp 1 triliun dan diharapkan bisa cair pada kuartal III 2019.
"Dana tersebut yang akan digunakan untuk ekspansi, baik dari pembiayaan juga cabang-cabang," kata dia dalam paparan kinerja kuartal III 2019, di Kantor Pusat BCA Syariah, Jakarta, Jumat (26/7).
Menurutnya, di saat bank-bank lain menutup cabang, BCA Syariah tetap mengupayakan perluasan jangkauan. Hal ini karena masih ada masyarakat transisi yang tetap membutuhkan layanan dari kantor cabang.
Dalam paruh pertama 2019, BCA Syariah menambah tiga cabang baru yakni di Banda Aceh, Bandar Lampung dan Kediri. Perluasan jangkauan ini menggunakan suntikan modal dari induk. Hingga akhir tahun akan ada lagi penambahan kantor menjadi total 69 kantor cabang.
Saat ini, jumlah kantor cabang mencapai 66 yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, dan Malang. Penambahan fitur-fitur pada kanal perbankan elektronik juga menjadi salah satu strategi BCA Syariah dalam memperluas jangkauan layanan.
Hasilnya, jumlah pengguna dan jumlah transaksi meningkat signifikan. Total frekuensi transaksi BCA Syariah mobile dan Klik BCA Syariah sampai dengan Juni 2019 mencapai 489 ribu transaksi.
"Kami mendorong dari dua sisi, baik yang melalui cabang branch maupun yang branchless," kata dia.
Pertumbuhan jumlah dan nominal transaksi melalui kanal elektronik per data bulan Juni menunjukkan sekitar 69 persen transaksi di mobile banking BCA Syariah mobile. Sementara melalui cabang yakni tumbuh sekitar 10 persen dan sisanya di ATM, Internet Banking dan EDC.
John mengatakan penggunaan teknologi adalah suatu keniscayaan dan jadi perhatian BCA Syariah. Karena teknologi bisa membawa pada efisiensi dan menambah jangkauan masyarakat jadi lebih luas.
"Untuk semester dua, kita akan meningkatkan profitabilitas dengan bergantung pada penyaluran pembiayaan," kata John.
Direktur Pembiayaan dan Koperasi BCA Syariah, Rickyadi Widjaja mengatakan ada beberapa sektor yang menjadi perhatian meski tidak masuk daftar negatif pembiayaan. Menurutnya, BCA Syariah akan lebih selektif dan hati-hati, terutama di sektor properti dan sektor komoditas.
"Properti pertumbuhannya lambat dan komoditas seperti sawit dan batu bara itu masih tidak stabil, sementara sektor yang masih menjanjikan masih pada trading dan manufaktur," kata dia.
Ricky juga optimistis dengan adanya tambahan modal dari induk, maka pembiayaan bisa lebih leluasa. Meski BCA Syariah akan tetap menjaga kualitas pembiayaan dengan mempertahankan NPF di kisaran 0,5-0,7 persen hingga akhir tahun.