REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN bersama Kementerian ESDM menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Roadmap PLTS BUMN Menuju Bauran Energi 2025 di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (24/7). Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan upaya mewujudkan bauran energi bukan hanya melibatkan BUMN terkait, melainkan BUMN lainnya seperti perbankan.
Harry menyampaikan, FGD ini tak hanya sekadar membahas tentang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), melainkan energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE) keseluruhan.
"Kegiatan usaha BUMN, mau tidak mau, suka tidak suka, berkontribusi 17 persen dari PDB, sangat besar, kalau itu bisa digerakan keseluruhan untuk penggunaan energi yang jauh lebih bersih akan luar biasa, tidak cukup hanya tanam pohon," ujar Harry.
Harry menyampaikan, Kementerian BUMN mendukung dan siap berkolaborasi dengan Kementerian ESDM terkait upaya realiasi bauran energi. Harry menyebutkan ada empat pilar pengembangan BUMN, yakni, sinergi, hilirisasi, membangun daerah terpencil, dan kemandirian finansial.
"Harus ditingkatkan kolaborasinya, teknis banyak tapi strategic clients, seperti PLN kalau butuh buat PLTS tidak perlu ke yang lain, selain itu PT Inka itu atap kereta juga sudah dikasih solar panel," ucap Harry.
Ketua Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Andika Prastawa mengatakan terdapat dua aspek positif dalam bauran energi, yakni pemanfaatan energi surya dan pembentukan industrinya itu sendiri. "Energi surya berguna untuk daerah-daerah tertinggal, tapi bukan berarti daerah yang sudah terlistriki itu tidak butuh," ucap Andika.
Andika menyampaikan, AESI sedang dan terus mendorong gerakan nasional satu juta atap dengan target 1 GW pada 2020. "Ini satu usaha buka pasar baru yang tidak bergantung pada anggaran pemerintah karena dibiayai publik," kata Andika.
Andika menyebutkan energi surya mampu mendukung pertumbuhan industri yang membutuhkan volume dalam skala besar. Salah satu caranya bisa dengan memasang solar rooftop seperti yang dilakukan PT Len Industri, LenSOLAR.
"Cara efektif utk tumbuhkan pasar 1 GW itu ya solar rooftop. Kami, AESI, mengimbau yang belum pasang solar rooftop segera meninjau dan menimbang solar rooftop," ucap Andika.