Rabu 17 Jul 2019 12:52 WIB

PHE ONWJ Tangani Gelembung Gas di Lepas Pantai YYA

Gelembung gas ini muncul setelah pada Jumat kemarin terjadi well kick pada sumur YYA

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
General Manager Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Siswantoro M. Prasodjo (kiri) didampingi Direktur Operasi PT Meindo Elang Indah Bambang Sucipto (kedua kiri), Direktur Development Pertamina Hulu Energi Afif Saifudin (kedua kanan) dan Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Luky Agung Yuysgiantoro (kanan) berbincang bersama usai acara Pelepasan Pelayaran (Sail Away) Anjungan YYA PHE ONWJ di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin (25/3/2019).
Foto: Antara/Risky Andrianto
General Manager Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Siswantoro M. Prasodjo (kiri) didampingi Direktur Operasi PT Meindo Elang Indah Bambang Sucipto (kedua kiri), Direktur Development Pertamina Hulu Energi Afif Saifudin (kedua kanan) dan Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Luky Agung Yuysgiantoro (kanan) berbincang bersama usai acara Pelepasan Pelayaran (Sail Away) Anjungan YYA PHE ONWJ di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin (25/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vice President Relations Pertamina Hulu Migas (PHE) Ifki Sukarya mengatakan PHE Offshore North West Java (PHE ONWJ) sedang mengintensifkan penanganan gelembung gas di sekitar anjungan lepas pantai YYA. Hal ini dilakukan setelah pada Jumat (12/7) telah terjadi well kick pada sumur (reaktivasi) YYA-1 yang menyebabkan munculnya gelembung di sekitar anjungan lepas pantai YYA PHE ONWJ, sekitar dua kilometer (km) dari pantai utara Jawa, Karawang, Jawa Barat.

"PHE ONWJ telah mengaktifkan incident management team (IMT) untuk menanggulangi kejadian tersebut," ujar Ifki di Jakarta, Rabu (17/7).

Baca Juga

Ifki menyampaikan prioritas utama juga telah dilakukan adalah memastikan keselamatan karyawan yang berada di anjungan dan menara pengeboran (rig), masyarakat dan lingkungan sekitar, serta memastikan isolasi serta pengamanan di sekitar lokasi kejadian

"Sampai saat ini PHE ONWJ TERUS berkoordinasi dengan SKK Migas, ditjen migas, dan instansi terkait dalam pengendalian kejadian tersebut," kata Ifki.

Ifki menjelaskan kondisi darurat terjadi saat melalukan perforasi YYA1, di mana terjadi aliran atau fold dari dalam sumur yang perlu dilakukan penutupan sumur. Ifki menjelaskan, sumur YYA1 adalah sumur yang sudah dieksplorasi sebelumnya dan sedang preperforasi untuk diproduksikan dan membuat lubang.

Ifki melanjutkan, saat preperforasi itu dilakukan, terjadi keadaan abnormal, di mana ada flow dari bawah dan diputuskan untuk ditutup, beberapa saat kemudian muncul gelembung gas. Saat dilakukan penutupan, perusahaan langsung mengaktivasi incident management team.

"Kami pastikan secara bertahap dengan perkembangan di lapangan, kami upayakan kecilkan gelembung gas. Hari Minggu gelembung membesar, maka secara bertahap itu diatas rig kami evakuasi ke standby vassel yang telah disiapkan," ungkap Ifki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement