Rabu 17 Jul 2019 11:45 WIB

Korea Selatan Cari Sumber Bahan Baku Selain Jepang

Jepang melakukan pengetatan ekpor yang berpotensi memangkas pengiriman ke Korsel.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Samsung
Foto: EPA
Samsung

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Perusahaan asal Korea Selatan, Samsung Electronic, tengah menguji bahan baku gas esta hidrogen fluorida dari perusahaan di luar Jepang. Hal ini dilakukan seiring dengan pengetatan ekspor Tokyo yang berpotensi ‘memotong’ pengiriman bahan dasar pembuatan chip Samsung.

Informasi tersebut didapatkan dari seorang sumber di Samsung kepada Nikkei, Selasa (17/7). Namun, sumber tersebut tidak mengungkapkan perusahaan tertentu yang terlibat. Kemungkinan, bahan baku didapatkan dari produsen di China, Taiwan atau Korea Selatan sendiri. Diketahui, Samsung telah mengirimkan pejabat senior ke Taiwan dan daratan China untuk mencari pemasok alternatif sejak Jepang mengumumkan pembatasan pada  1 Juli.

Baca Juga

Samsung diperkirakan akan membutuhkan waktu dua hingga tiga bulan untuk menentukan apakah tingkat kualitas produksi saat ini dapat dipertahankan dengan  etsa gas dari sumber lain. Tapi, langkah tersebut dapat mengarah pada upaya yang lebih luas oleh industri chip Korea Selatan untuk mengurangi ketergantungannya terhadap bahan dari Jepang.

Hidrogen fluorida digunakan untuk menghilangkan bahan berlebih di sekitar silikon. Produksi semikonduktor termutakhir membutuhkan gas yang 99,99 persen murni dan perusahaan Jepang diketahui menjadi negara termaju dalam mengembangkan teknologi tersebut. Jepang setidaknya menguasai 80 hingga 90 persen dari pasar dunia. 

Analisa S&P Global Ratings Jun Hong Park menilai, hambatan teknologi untuk material informasi teknologi (IT) ini terbilang tinggi. Akibatnya, akan sulit bagi produsen Korea untuk mengejar ketertinggalan dalam waktu dekat. 

"Sekalipun dengan beberapa dukungan tambahan dari pemerintah," katanya. 

Analis S&P lainnya, Shawn Park, menuturkan, kualitas bahan harus menjadi prioritas. Sebab, tingkat hasil produksi semikonduktor akan lebih tinggi saat menggunakan bahan berkualitas tinggi dari perusahaan Jepang. 

Permasalahan saat ini adalah seberapa banyak persediaan yang dimiliki produsen chip Korea Selatan. “Dan, apakah kita benar-benar berharap (impor) dihentikan 100 persen,” tutur Park. 

Sekalipun uji coba Samsung memberikan hasil baik, masih dibutuhkan negosiasi harga dan jumlah dengan pemasok. Sebab, Samsung yang tercatat sebagai pemasok 40 persen pangsa pasar global untuk dua jenis chip memori utama terkenal dengan penawarannya yang sulit. 

Kin, Samsung membeli hidrogen fluorida dengan kemurnian tinggi dari Stella Chemifa, Morita Chemical Industries dan Showa Denko, menurut sumber yang akrab dengan industri chip Korea Selatan. Ketiganya merupakan perusahaan Jepang. 

Sebelumnya, Samsung tidak pernah secara serius mempertimbangkan untuk beralih ke pemasok gas etsa lainnya. Sebab, produsen Jepang dikenal fokus pada produksi dengan kualitas tinggi dan pengiriman yang cepat. 

Tapi, pembatasan ekspor memaksa Samsung untuk mencari di tempat lain. Selain Samsung, SK Hynix juga mengatakan sedang mempertimbangkan untuk beralih ke pemasok etsa gas di luar Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement