Selasa 16 Jul 2019 08:38 WIB

Bayar Digital: 58% Responden Gunakan OVO, LinkAja Hanya 1%

Popularitas pembayaran digital dengan uang elektronik semakin meningkat.

Rep: Agus Aryanto(Warta Ekonomi)/ Red: Agus Aryanto(Warta Ekonomi)
58% Responden Gunakan OVO, LinkAja hanya 1%. (FOTO: WE)
58% Responden Gunakan OVO, LinkAja hanya 1%. (FOTO: WE)

Saat ini popularitas pembayaran digital dengan uang elektronik semakin meningkat. Masyarakat pun memiliki keleluasaan untuk memilih brand sesuai kebutuhan mereka dalam melakukan transaksi digital ini.

Untuk mengetahui tren penggunaan uang elektronik dalam aplikasi pembayaran digital, Snapcart melakukan penelitian perilaku konsumen dalam bertransaksi dengan aplikasi pembayaran digital.

Hasilnya ternyata 58% responden menggunakan OVO sebagai aplikasi pembayaran favorit mereka. Sisanya, 23% menggunakan Go-Pay; 6% menggunakan DANA; 1% menggunakan LinkAja; dan 12% menggunakan alat pembayaran berbasis kartu seperti Flazz, Brizzi, dan Mandiri e-money.

Baca Juga: Gandeng Refinitiv, OVO Kembangkan Prosedur KYC-nya

Dalam riset tersebut juga ditemukan ada tiga jenis transaksi yang paling sering digunakan dengan menggunakan uang elektronik dalam dompet digital, yakni transaksi retail (28%); pemesanan transportasi online (27%); dan pemesanan makanan online (20%). Sisanya, untuk transaksi e-commerce (15%) dan pembayaran tagihan (7%).

Eko Wicaksono, dari Snapcart Indonesia menjelaskankan riset Snapcart ini dilakukan dengan metode survei online melalui aplikasi Snapcart di kota-kota besar Indonesia, dan dilakukan pada bulan Mei 2019. Untuk segmen transaksi retail, OVO (63%) dan Go-Pay (28%) hadir sebagai brand yang dominan, disusul DANA (7%), dan LinkAja (1%).

Saat ini, OVO mengklaim diterima di 500.000 merchants, sedangkan Go-Pay menyebutkan angka 300.000 merchants. LinkAja baru-baru ini melaporkan jumlah merchant sebanyak 130.000 dan DANA dapat diterima di lebih dari 13.000 merchants.

Dalam segmen transaksi pemesanan transportasi online dan pengiriman makanan online, data penelitian Snapcart menunjukkan posisi OVO sebagai dompet digital bagi layanan Grab (untuk transportasi online) dan GrabFood (untuk pengiriman makanan online), menunjukkan 71% responden menggunakan OVO untuk segmen transaksi ini, sedang 29% responden memilih menggunakan Go-Pay untuk transaksi di Go-Jek dan Go-Food.

OVO juga paling sering digunakan dalam segmen pembayaran transaksi e-commerce. Data riset Snapcart menunjukkan 70% responden menggunakan OVO untuk pembayaran transaksi e-commerce, sedangkan 11% menggunakan DANA, dan 18% menggunakan Go-Pay. OVO diterima di e-commerce seperti Tokopedia, Ruparupa, dan Sociolla, dan Go-Pay diterima antara lain di JD.id dan Sayurbox, sedangkan DANA dapat digunakan di Bukalapak.

Baca Juga: Dompet Digital Belum Ganggu Likuiditas Perbankan

Tak hanya transaksi retail dan jasa online, pengguna aplikasi pembayaran digital pun kerap melakukan transaksi berbagai rekening tagihan rutin, seperti listrik, air, asuransi, pajak, dan lain-lain. Dengan menggunakan uang elektronik, pembayaran berbagai tagihan menjadi lebih mudah, cepat, dan aman.

Fasilitas yang diusung oleh berbagai brand aplikasi pembayaran digital ini juga didominasi oleh OVO dan Go-Pay. Data riset menunjukkan 67% responden menggunakan OVO untuk segmen transaksi ini, diikuti oleh Go-Pay (22%), DANA (10%), dan LinkAja (2%).

Temuan lain menunjukkan bahwa uang elektronik untuk transaksi harian seperti transportasi, pengiriman makanan cepat saji, dan belanja telah semakin populer di kalangan konsumen Indonesia.

"Konsumen menikmati pengalaman bertransaksi yang lebih praktis, cepat, aman, dan yang pasti tidak ribet menunggu uang kembalian," jelas Eko.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement