REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar Indonesia menjadi salah satu yang belakangan terus memikat banyak Venture Capital VC asing untuk berinvestasi pada startup atau perusahaan rintisan lokal. Hal itu diungkapkan oleh Manager Venture Capital asal Korea Selatan Mirae Asset, Young Joon Lee.
"Alasannya profit," jawab Lee singkat, ketika ditemui usai acara Indonesia-Korea Startup Demo Day di Jakarta, Kamis (11/7).
Menurut Lee, Venture Capital sudah sejak enam tahun lalu melirik pasar Asia. Hasilnya, pada 2018 porsi investasi para Venture Capital di pasar Asia melampaui Amerika Serikat.
"Di situ memang kontribusinya lebih banyak dari Cina, tapi Asia Tenggara juga berkembang sangat cepat, terutama Indonesia," ujar dia.
Lee melihat saat ini banyak perusahaan rintisan Indonesia berkecimpung di bidang kesehatan, film, komik dan perjalanan. Namun, saat ini investasi paling banyak terjadi dalam bidang e-commerce, misalnya Tokopedia dan Bukalapak.
Selain itu, Lee juga menyebut banyak perusahaan rintisan yang menjalani bisnis di bidang fintech, khususnya permodalan. Pertumbuhan perusahaan rintisan fintech dinilai bagus karena dapat saling membantu tumbuhnya usaha kecil.
"Indonesia mempunyai struktur perbankan yang sangat tidak bagus dibanding negara lain, walaupun perkembangannya sangat bagus. Bank tidak bisa memberi pinjaman karena resources kurang juga infrastruktur tidak bagus, kekosongan ini yang akan diisi oleh startup-startup, contohnya fintech," ujar Lee.
Di sisi lain, keberhasilan perusahaan rintisan e-commerce, menurut Lee, mendorong perbaikan pada bidang logistik Indonesia.
Lee juga mengatakan bahwa kehadiran Venture Capital untuk memberi suntikan dana pada berbagai perusahaan rintisan tersebut bertujuan untuk membuat ekonomi Indonesia berkembang ke arah yang lebih baik.
"Karena ada e-commerce, ada juga yang mengantar-mengantar barang. Persaingannya membuat Indonesia lebih bagus," kata Lee.
Indonesia dan Korea Selatan telah lama menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kerja sama antara kedua negara tersebut dalam investasi terus menguat secara signifikan.
Selama periode 2014 sampai Maret 2019, investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai 7,3 miliar dolar AS, membuat Korea berada di posisi ketujuh penanaman modal asing langsung (FDI) terbesar di Republik Indonesia.