Selasa 09 Jul 2019 19:09 WIB

Pertamina Cari Cadangan Migas Baru di Perairan Selat Malaka

Pertamina telah melakukan pengeboran enam sumur eksplorasi di perairan Selat Malaka

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
(Ilustrasi) Selat Malaka
Foto: tangkapan layar google
(Ilustrasi) Selat Malaka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melakukan kegiatan eksplorasi dengan melakukan survei seismik 2D di Perairan Selat Malaka, Aceh, sepanjang 1800 km. Direktur Utama PHE Meidawati mengapresiasi upaya yang dilakukan berbagai pihak guna terlaksananya proses pencarian migas.

"Kegiatan survei seismik ini merupakan langkah penting anak perusahaan PHE, yaitu PHE NSO yang terus berinovasi dan berkontribusi mendukung ketahanan energi nasional. Sepanjang 2018 hingga pertengahan 2019, PHE telah melakukan pengeboran enam sumur eksplorasi," ujar Meidawati saat melakukan kunjungan ke vessel seismik Elsa Regent bersama Manajemen Elnusa dan PHE NSO di Aceh, Selasa (9/7).

Baca Juga

Meidawati menyampaikan kegiatan seismik pada tahapan eksplorasi bertujuan mengetahui gambaran bawah permukaan yang akan menjadi dasar pemodelan sistem petroleum untuk dapat mengetahui  lokasi akumulasi hidrokarbon beserta besar cadangannya.

Dia menambahkan, kegiatan 2D Seismik laut melingkupi dua kabupaten yaitu Aceh Timur dan Aceh Utara yang berbatasan langsung dengan perairan Thailand dan Malaysia.

"Hasil seismik ini akan mengkonfirmasi potensi akumulasi hidrokarbon yang akan menjadi lapangan andalan untuk menahan laju penurunan produksi," kata Meidawati.

Meidawati menambahkan potensi akumulasi hidrokarbon ke depannya diproyeksi akan menjadi lapangan pengganti dari Lapangan Gas Arun yang pernah berproduksi sekitar 460 MMCFD.

Meidawati mengatakan, dalam kegiatan eksplorasi melalui survey seismik, PHE NSO bekerja sama dengan PT Elnusa Tbk. Ia menyampaikan, selain merupakan salah satu wujud nyata sinergi antaranak perusahaan Pertamina, hal ini sekaligus merupakan bukti keseriusan PHE NSO yang saat ini dikelola dengan PSC Gross Split untuk meningkatkan cadangan migas.

"Rencananya survey seismik ini akan selesai pada Juli 2019. Selanjutnya, hasil seismik ini akan ditindaklanjuti dengan seismik processing, interpretation dan modeling sehingga dapat digunakan dalam mengusulkan sumur pemboran eksplorasi untuk peningkatan cadangan," kata Meidawati menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement