REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- PT Bank Syariah Mandiri Tbk optimistis mampu melanjutkan kinerja dengan pertumbuhan positif pada tahun ini. Perseroan berupaya memfokuskan pembiayaan pada sektor-sektor andalan, seperti segmen ritel.
Direktur Wholesale Banking Syariah Mandiri Kusman Yandi mengatakan saat ini 61 persen dari portofolio pembiayaan atau Rp 42,36 triliun dari total Rp 71,01 triliun per Mei 2019 yang merupakan segmen ritel.
"Dari sisi pendanaan, dari sekitar Rp 85,9 triliun, sekitar 54 persen merupakan dana murah dengan jumlah rekening sekitar 7 juta," ujarnya usai acara 'The Asset Triple A Islamic Finance Awards' di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (4/7).
Menurutnya hingga Mei 2019 aset Mandiri Syariah mencapai Rp 98,7 triliun dan pembiayaan segmen retail tumbuh 15 persen secara year on year (yoy).
Sebagai salah satu strategi percepatan pertumbuhan bisnis retail, Mandiri Syariah menjalin sinergi dengan Mandiri Group dalam layanan dan produk seperti Layanan Syariah Bank dan Produk Gadai Emas & Cicil Emas bekerjasama dengan Bank Mandiri (Konter Layanan Gadai).
"Kami juga kerja sama dengan Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Mandiri Utama Finance (MUF) untuk pembiayaan kendaraan bermotor, layanan asuransi syariah bersama Mandiri AXA, dll," jelasnya.
Pada kuartal I 2019 Bank Syariah Mandiri mencetak laba senilai Rp 243 miliar per atau tumbuh 100 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 121 miliar. Peningkatan laba itu ditopang peningkatan pendapatan berbasis komisi (Fee Based Income) sebesar 27 persen.
Anak usaha bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini juga membukukan kenaikan pendapatan margin bagi hasil sebesar 15 persen secara tahunan.