Ahad 30 Jun 2019 15:05 WIB

Reksa Dana Syariah Offshore Jadi Daya Tarik Investor

Performa investasi reksa dana syariah offshore jangka pendek rata-rata 4,16 persen

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Investasi reksadana
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Investasi reksadana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah produk reksa dana syariah offshore yang beredar di Indonesia belum sebanyak produk reksa dana lainnya. Namun, produk ini menjadi alternatif investasi bagi para investor yang memiliki kebutuhan dana berdenominasi dolar AS.

Analis Kebijakan Pendalaman Pasar Keuangan Syariah Komite Nasional Keuangan Syariah Bazari Azhar Azizi menilai saat ini produk reksa dana syariah offshore (global) yang beredar di Indonesia menjadi daya tarik para investor.

Baca Juga

“Selain itu efek global menjadi semakin menarik jika melihat tren market Dow Jones Islamic Market Indeks (DJIM) maupun FTSE Islamic yang tumbuh secara positif secara year to date,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Ahad (30/6).

Menurutnya dari beberapa reksa dana syariah yang sifatnya offshore, secara historis masih menunjukkan performa yang cukup baik untuk investasi jangka pendek sebulan, maupun setahun dengan rata-rata performa mencapai 4,16 persen.

Kendati demikian, menurutnya pihak otoritas terutama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pasar Modal Syariah tetap perlu memantau produk reksa dana syariah global ini. Hal ini mengingat adanya potensi risiko nilai tukar yang cukup tinggi serta risiko fluktuasi pasar modal global yang melekat pada produk ini dibandingkan reksa dana syariah lainnya.

Sebelumnya Eastspring Investments Indonesia akan meluncurkan reksa dana syariah offshore baru pada semester II ini. Peluncuran ini lantaran tinggi permintaan untuk produk reksa dana global tersebut.

"Kebetulan demand memang ada di produk itu, jadi kita mau keluarin dengan kondisi yang lebih tematik lagi," ujar Kepala Unit Syariah Eastspring Investments Indonesia, Rian Wisnu Murti dalam acara Halal Bihalal Eastspring Investments Indonesia, Rabu (26/6).

Menurut Rian, perusahaan menargetkan dana kelola dari produk ini sebesar 20 juta dolar AS. Diharapkan target tersebut tercapai dalam kurun waktu enam bulan ke depan terhitung sejak peluncuran awal.

Rian menjelaskan, produk reksa dana saham syariah ini nanti asetnya akan fokus mengambil saham-saham yang berada di kawasan Cina. Terkait alasan fokus di kawasan ini, Rian menuturkan, kawasan Cina masih memiliki kondisi ekonomi yang sangat solid meski ikut terdampak perang dagang.

"Saya pikir memang global lagi rusuh, tapi di dalam domestik mereka bisa bertahan, jualan di dalam negeri saja juga mereka tetap hidup," kata Rian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement