Ahad 30 Jun 2019 13:19 WIB

Sukuk Korporasi Dorong Pertumbuhan Reksa Dana Syariah

Nilai aktiva bersih reksa dana syariah sepanjang Semester I 2019 cenderung turun

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Reksa dana
Foto: beginnersinvest.com
Reksa dana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini investasi pasar modal berprinsip syariah semakin diminati oleh masyarakat. Sebut saja reksa dana syariah mampu menunjukkan perkembangan positif.

Menurut Analis Kebijakan Pendalaman Pasar Keuangan Syariah Komite Nasional Keuangan Syariah Bazari Azhar Azizi pada semester II 2019 diperkirakan pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana syariah kian menunjukkan perkembangan positif. Hal ini didorong oleh semakin banyak emisi dari sukuk korporasi yang diterbitkan.

Baca Juga

“Setelah adanya kepastian akan kondisi ekonomi dan sukuk korporasi yang diterbitkan ini dapat menjadi alternatif underlying portofolio dari reksa dana syariah fixed income, sehingga bisa ikut mendorong pertumbuhan dari NAB reksa dana syariah secara positif,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Ahad (30/6).

Bazari mengakui pada kurun waktu semester I 2019, NAB dari reksa dana syariah memang cenderung menurun dibandingkan periode yang sama pada 2018. Namun, penurunan ini dapat memiliki potensi untuk rebound, seiring dengan kembali menguatnya saham-saham yang ada di Jakarta Indeks Syariah (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

“Kedua indeks tersebut mampu menjadi underlying dari sebagian reksa dana syariah, terutama yang bersifat ekuitas,” jelasnya.

Kendati demikian, dia mengungkapkan tantangan pasar modal syariah di Indonesia semisal masih kurang cukup dalam dan suplai produk yang masih terbatas. Dari sisi investor untuk pasar modal syariah dalam bentuk efek bersifat ekuitas, masih sekitar 5,2 persen dari total investor di pasar modal Indonesia (Desember 2018).

Namun, peningkatan jumlah investor syariah di pasar modal Indonesia tahun lalu mencatatkan pertumbuhan 92 persen dengan market cap yang mencapai 52 persen.

Sedangkan dari sisi suplai produk, yaitu efek bersifat sukuk korporasi masih cukup terbatas supplynya sebanyak 128 produk sukuk korporasi yang outstanding, dengan share 6 persen dari total outstanding obligasi korporasi. Sementara beberapa lembaga dana jaminan sosial dan pensiun mulai mengembangkan skema jaminan sosial syariah untuk hari tua, pensiun, keselamatan kerja.

“Sehingga, perlu lebih banyak lagi penerbitan sukuk korporasi untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai lembaga tersebut akan produk syariah di pasar modal sebagai underlying dari skema syariah yang mereka kembangkan,” ucapnya.

Ke depan, diharapkan permintaan dari investor pasar modal syariah dan suplai dari sisi produk pasar modal syariah tidak terjadi mismatch karena keterbatasan produk investasi. Selain itu, peluang pasar modal syariah semakin terbuka lebar dengan tren terhadap investasi berbasis syariah dan halal akhir-akhir ini terus meningkat.

Hal ini ditandai dengan peningkatan  jumlah sosialisasi, kegiatan, event, maupun kegiatan inklusi di sektor pasar modal syariah di berbagai daerah di Indonesia yang diselenggarakan baik oleh perusahaan sekuritas, OJK, Bursa Efek Indonesia, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), hingga komunitas-komunitas investor pemula yang turut antusias untuk ikut berinvestasi di pasar modal syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement