Selasa 25 Jun 2019 16:18 WIB

Tutup Enam Toko Giant, Hero Perkuat Guardian dan IKEA

Penjualan lini bisnis makanan (Hero dan Giant) turun 5 persen

Calon pembeli usai berbelanja di Supermarket Giant, Mampang Prapatan, Jakarta, Ahad (23/6).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Calon pembeli usai berbelanja di Supermarket Giant, Mampang Prapatan, Jakarta, Ahad (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hero Supermarket sebagai induk usaha dari jaringan ritel supermarket Giant menyatakan akan memperkuat lini bisnis lainnya di sektor nonmakanan, yakni Guardian dan IKEA setelah penutupan enam toko Giant.

"Selain memperkuat bisnis makanan, kami juga terus mengembangkan bisnis kami lainnya yang berkinerja baik, yaitu Guardian Health & Beauty dan IKEA," kata Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Hadrianus Wahyu Trikusumo, Selasa (25/6).

Hadrianus mengakui bahwa perseroan melakukan penyesuaian ini sebagai bentuk komitmen jangka panjang bisnis ritel di Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berubah dengan cepat.

Dari laporan kinerja keuangan Hero yang dirilis 29 April 2019, pada kuartal-I 2019 Hero meraup pendapatan bersih sebesar Rp3,06 triliun atau meningkat tipis 0,5 persen dari periode yang sama tahun 2018 yakni Rp3,04 triliun. Namun, perseroan juga masih mencatat rugi bersih sebesar Rp4 miliar atau secara umum sama jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018.

Penjualan lini bisnis makanan (Hero dan Giant) turun 5 persen menjadi Rp2,34 miliar yang dipengaruhi oleh peluncuran rencana konsolidasi toko untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas dari waktu ke waktu.

"Makanan mencatat kerugian operasi sebesar Rp64 miliar di luar biaya-biaya perseroan yang tidak dialokasikan, dibandingkan dengan Rp87 miliar pada periode yang sama tahun lalu," kata Presiden Direktur Hero Supermarket Patrik Lindvall dalam keterangan tertulis.

Sementara itu, penjualan pada bisnis nonmakanan, yakni Guardian dan IKEA menunjukkan kinerja yang baik, yakni meningkat 21 persen menjadi Rp715 miliar. Laba usaha tercatat sebesar Rp79 miliar di luar biaya-biaya perseroan yang tidak dialokasikan, dibandingkan dengan Rp87 miliar pada tahun lalu.

Hero berkomitmen untuk melakukan investasi lebih lanjut dalam pengembangan format bisnis kesehatan dan kecantikan di Indonesia lewat Guardian.

Sementara untuk IKEA, bisnis ritel yang menyediakan perabotan rumah tangga, ini akan mengembangkan bisnis daring (online) dan menambah jaringan toko fisik. Selain proyek pembangunan toko baru yang sedang berlangsung di Jakarta Garden City dan Kota Baru Parahyangan, Bandung, yang rencana pembukaan keduanya dilakukan akhie 2020.

IKEA juga sedang melakukan perencanaan untuk mengubah satu hypermarket Giant menjadi toko IKEA.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement