Jumat 21 Jun 2019 02:39 WIB

Pollux Investasi Bidik Pertumbuhan Pendapatan 20 Persen

Manajemen akan mendorong bisnis pusat perbelanjaan dan perhotelan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
PT Pollux Investasi International Tbk (POLI) melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perdananya untuk tahun buku 2018 di Jakarta, Kamis (20/6).
PT Pollux Investasi International Tbk (POLI) melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perdananya untuk tahun buku 2018 di Jakarta, Kamis (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pollux Investasi International Tbk (POLI) menargetkan pertumbuhan pendapatan 20 persen pada 2019. Perseroan melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perdananya untuk tahun buku 2018 di Four Season Hotel, Jakarta, Kamis (20/6).

POLI merupakan anak usaha Pollux Group International yang bergerak dalam bidang properti dan real estate dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Januari 2019 lalu. Dalam IPO, POLI melepas 402.105 juta saham baru atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Saat itu, POLI berhasil memperoleh dana segar Rp 657,44 miliar yang digunakan untuk pengembangan usaha dan modal kerja. Dalam RUPST perdana, para pemegang saham menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Tahunan Perseroan, termasuk Laporan Pertanggungjawaban Direksi dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 2018.

Direktur Pollux Investasi International Leonora Dewi Susanti mengatakan, sepanjang 2018 POLI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 408,60 miliar, naik dari Rp 367,46 miliar di 2017. Sementara laba tercatat tumbuh 10,67 persen dari Rp 65,62 miliar di 2017 menjadi Rp 72,23 miliar di 2018.

"Tahun 2019 ini menargetkan pendapatan 20 persen, laba 15 persen. Kinerja kami sampai kuartal 1 2019, sudah naik 10 persen," kata Leonora dalam konferensi pers, Kamis (20/6).

Leonora menjelaskan, pada 2018, pusat perbelanjaan menjadi kontributor terbesar dengan konstribusi sebesar Rp 182,26 miliar atau naik 44,61 persen dari Rp 166,30 miliar pada 2017.

Perhotelan menjadi kontributor kedua dengan mengalami kenaikan konsisten. Pada 2018, hotel memberikan konstribusi sebesar Rp 135,06 miliar atau naik 33,05 persen dari Rp 121,71 miliar di 2017.

Bisnis pengembang atau developer mengalami fluktuasi, di 2018 kontribusinya naik 20,72 persen menjadi Rp 84,67 miliar dari Rp 75,52 miliar setelah sebelumnya turun di 2017. Kemudian administrator berkontribusi sebesar Rp 6,61 miliar.

Leonora mengatakan, untuk memenuhi target di 2019, pihaknya akan melakukan inovasi pelayanan terhadap customer, dan efisiensi biaya untuk meningkatkan laba pada 2019. Salah satu inovasi yang dilakukan yakni dengan mendorong bisnis pusat perbelanjaan dan perhotelan.

"Tren pusat perbelanjaan lebih ke lifestyle tidak sekedar belanja, dan membuat nyaman bagi customer. Perhotelan mengingat kompetisi yang semakin tinggi kami juga mencanangkan strategi meningkatkan pelayanan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement