Selasa 18 Jun 2019 12:10 WIB

BKPM: Investor Berburu Peluang Investasi Pasca-Pemilu

Investor lebih nyaman kepada negara yang memiliki stabilitas dan kontinuitas.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Halalbihalal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dipimpin oleh Kepala BKPM Thomas Lembong di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (18/6).
Foto: Republika/Novita Intan
Halalbihalal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dipimpin oleh Kepala BKPM Thomas Lembong di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut para investor menyambut baik pengumuman hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Setidaknya, hasil Pemilu kemarin cukup berdampak pada perekonomian yang stabil hingga saat ini di Tanah Air.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan pihaknya telah melihat sinyal move on dari kedua kubu calon presiden. Hal ini menandakan hasil Pemilu yang tertib, adil dan jujur, sehingga berdampak pada investasi di Indonesia.

"Mulai move on bicara, oke sekarang lima tahun ke depan maunya apa? Bisa saling kerja sama lintas daerah, lintas kelembagaan dan secara umum kemana suasana sangat baik," ujarnya saat Halalbihalal BKPM di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (18/6).

Menurut Lembong, pada dasarnya para investor lebih nyaman kepada negara yang memiliki stabilitas dan kontinuitas. Dia pun menyakini investasi mulai tumbuh pascahasil Pemilu kemarin.

"Jadi komunitas investor menanggapi sangat baik hasil Pemilu yang sudah terjadi dan terus terang langsung, dalam minggu ini pascapemilu banyak sekali pertanyaan, inquiry dan ekspresi minat dari berbagai investor di berbagai kawasan," ucapnya.

Bahkan, menurutnya, para investor tengah mencari peluang investasi dan arah kebijakan atau terobosan serta gagasan baru yang akan dikeluarkan periode Jokowi kedua.

Perekonomian yang stabil, lanjut Lembong, setelah Indonesia mengantongi adanya peningkatan Sovereign Credit Rating atau peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil. Hal ini menandakan contoh peningkatan ekonomi Indonesia.

"Sebuah contoh  atau bonus, pertanda baik terus meningkatkan ekonomi. Tentu pekerjaan rumah masih banyak lagi, banyak kalangan masih kurang puas, saya juga jauh dari puas termasuk presiden. Kami apresiasi kritik menyusun program dan strategi pelaksaan lebih efektif," ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement