Senin 17 Jun 2019 12:11 WIB

Jadi Siklus Rutin, Ini Antisipasi Kementan Atasi Kekeringan

Area yang kekurangan mesin perontok agar mengajukan permohonan melalui Distankab.

Red: EH Ismail
Penyuluhan pertanian
Foto: Humas Kementan
Penyuluhan pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Memasuki musim kemarau Kementerian Pertanian memberikan perhatian khusus terhadap potensi terjadinya kekeringan terhadap lahan pertanian produktif. Salah satunya di kabupaten Bekasi.

Hamparan sawah yang mengering di Kabupaten Bekasi mulai nampak. Tim Upaya Khusus Swasembada Pangan Propinsi Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bekasi melakukan beberapa langkah antisipasi. 

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil selaku Ketua Tim Penanggung jawab UPSUS Jabar menyampaikan bahwa agar tidak tidak sampai menyebabkan gagal panen, beberapa langkah antisipasi perlu dikakukan. Tim yang terdiri dari unsur Kementerian Pertanian, dinas pertanian dan dinas terkait, Babinsa TNI AD dan petani ini melakukan berbagai upaya untuk memastikan distribusi air tetap merata dan bisa dinikmati oleh para petani. 

"Ini siklus tahunan dan akan kita tanggulangi bersama. Jangan sampai petani terkendala dalam berproduksi, karena selain berpengaruh buat pendapatan petani, juga akan berpengaruh terhadap pasokan beras nasional," ujar Ali Jamil saat meninjau lahan percepatan tanam di wilayah Kodim 0509/Kabupaten Bekasi, Senin (17/6).

Kekeringan ini diakibatkan hujan tak kunjung turun, sedangkan pasokan air dari irigasi pun berkurang, terang Jamil. Ia dan seluruh jajaran tim Upsus provinsi Jabar tengah lakukan peninjaun di sawah hamparan seluas 100 ha yang telah siap tanam dan sedang diolah milik H.Noyan, kampung Pule Warung Seri Karang Setia Rt 02/02 Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi.

Saat ini luas baku sawah di Kab.Bekasi adalah 48.382 Ha, standing crop 3 bulan terakhir sekitar 28.231 ha sehingga potensi lahan tersedia untuk bulan Juni adalah sekitar 20.151 ha. 

Bulan Juni diharapkan minimal 15.000 Ha dengan sisa lahan yang tidak tersedia airnya. Timnya mendorong petani dibantu oleh Babinsa dan dinas terkait melakukan percepatan tanam di musim tanam gadu. Musim tanam gadu dimulai pada April sampai  Juli. 

“Musim tanam kemarau dengan catatan sistem pengairan atau irigasinya harus bagus. Kurangnya suplai air pada musim tanam gadu yang menjadi kendala agar dikoordinasi dengan pihak PJT dan juga berdayakan pompa Alsintan” ujar Jamil.

Area yang kekurangan mesin perontok agar mengajukan permohonan melalui Distankab. Sementara untuk melakukan normalisasi saluran irigasi akibat pendangkalan, khususnya di Desa Karang Setia agar dapat segera melaksanakannya dengan menggunakan beko Brigade alsintan, adapun operasionalnya gunakan dana ADD Karang Setia. "Jangan ditunda, lalukan segera agar petani dapat terus berproduksi” tegasnya.

Sementara terkait harga gabah dan beras rendah saat musim panen, Jamil menyampaikan bahwa ia akan segera melakukan koordinasi dengan Bulog. "Serapan Bulog akan menanggulangi permasalahan ini karena hal ini telah diatur pemerintah. Jadi kita hadapi bersama siklus tahunan ini, dan selamat bertanam”, pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement