REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Koordinator Perekonomian meyakini konsumsi rumah tangga sejak arus mudik hingga arus balik pada muslim Lebaran tahun ini mengalami peningkatan signifikan. Operasional Tol Trans Jawa yang telah dapat digunakan untuk perjalanan mudik dan arus balik dinilai sangat membantu menumbuhkan geliat kegiatan ekonomi daerah.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Iskandar Simorangkir, mengatakan, pada tahun ini diperkirakan ada sekitar 14,9 juta pemudik yang mayoritas berada di Pulau Jawa. Para pemudik itu, kata Iskandar, mayoritas menggunakan jalur darat setelah Tol Trans Jawa mulai dapat digunakan.
Iskandar mengatakan, adanya Tol Trans Jawa maka masyarakat punya banyak pilihan untuk pulang kampung dengan biaya yang lebih murah serta waktu keberangkatan yang fleksibel. "Dengan perjalanan yang lancar dan lebih murah, maka makin banyak waktu dan uang yang dapat di belanjakan di kampung halaman," kata Iskandar kepada Republika.co.id, Ahad (9/6).
Dia menyampaikan, daya angkut penumpang darat juga jauh lebih tinggi dibandingkan moda transportasi duara. Dampak ekonomi dari konsumsi rumah tangga terhadap puncak lebaran justri telah terjadi pada pekan pertama Lebaran. Karenanya, Iskandar mengatakan, seharusnya dampak ekonomi Lebaran pada tahun ini lebih besar dibanding tahun lalu.
Kementerian Pariwisata juga memperkirakan akan ada pergerakan 20 juta kunjungan wisatawan nusantara ke destinasi wisata domestik. Dari jumlah kunjungan itu, pemerintah memproyeksikan akan terdapat perputaran uang sebesar Rp 200 triliun selama periode libur lebaran.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Perekonomian menargetkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2019 dapat mencapai 5,2 persen atau naik tajam dibanding pertumbuhan kuartal I 2019 sebesar 5,07 persen. Konsumsi domestik diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi selain investasi dan kinerja ekspor nasional.