Jumat 07 Jun 2019 00:28 WIB

BUMDes di NTT Didorong Kembangkan Agrowisata

Agrowisata dinilai bisa menjadi objek wisata penyangga di daerah itu.

Para buruh petik teh melakukan aktivitas petik teh di kebun teh puncak Tombo, Desa Tombo, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Kamis (11/10). PTPN IX akan mengembangkan potensi agrowisata kawasan Puncak Tombo, yang berada di bawah manajemen Kebun Jolotigo ini.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Para buruh petik teh melakukan aktivitas petik teh di kebun teh puncak Tombo, Desa Tombo, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Kamis (11/10). PTPN IX akan mengembangkan potensi agrowisata kawasan Puncak Tombo, yang berada di bawah manajemen Kebun Jolotigo ini.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sinun Petrus Manuk, mendorong badan usaha milik desa (BUMDes) di Desa Lapale, Kabupaten Sumba Barat, mengembangkan potensi agrowisata. Agrowisata dinilai bisa menjadi objek wisata penyangga di daerah itu.

"Saya sedang mendorong dan juga sudah disepakati bersama pengelola BUMDes di Desa Lapale untuk kembangkan agrowisata karena potensinya sangat mendukung," katanya.

Baca Juga

Ia mengatakan, BUMDes di Desa Lapale, Kecamatan Kota Waikabubak, sudah berhasil mengelola potensi keindahan alam dengan membangun objek wisata baru yang dikenal dengan Lapale Hills. Pada objek wisata baru tersebut, kata dia, dikembangkan sejumlah spot seperti tempat berfoto, pondok-pondok yang menjual kuliner dan suvenir, serta rest area.

"Nanti berdekatan dengan lokasi itu nanti akan dikembangkan agrowisata berupa ladang sayuran dan juga kolam ikan," katanya.

Dia juga mengarahkan agar diadakan pula fasilitas karaoke di pondok-pondok yang ada. Selain itu, kata dia, perlu dilakukan perbaikan fasilitas utama lain. Misalnya, toilet yang masih sederhana, maupun fasilitas untuk pengunjung dalam jumlah banyak untuk melakukan pertemuan dan lainnya.

"Saya sudah minta kepala desanya agar menambah modal untuk BUMDes untuk pengembangan fasilitas lagi agar lebih banyak pilihan bagi wisatawan," katanya.

Ia mengaku optimistis, ke depan BUMDes di Desa Lapale ini ke depan, bisa tumbuh menjadi mandiri dengan mengelola bisnis wisata untuk mendatangkan keuntungan bagi masyarakat setempat. "Sekarang penghasilan mereka bisa mencapai Rp 40 juta per bulan, ke depan ketika dilakukan pembenahan dan penambahan spot-spot baru seperti agrowisata maka wisatawan ramai," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement