Ahad 26 May 2019 18:44 WIB

THR Cair, Aprindo Sebut Puncak Penjualan Ritel Hingga Selasa

Aprindo memperkirakan akan ada kenaikan penjualan 35 persen dibanding bulan biasa.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Berburu Baju lebaran. Pengunjung memadati los pakaian di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Ahad (26/5/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Berburu Baju lebaran. Pengunjung memadati los pakaian di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Ahad (26/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan dalam waktu tiga hari ke depan hingga Selasa (27/5), toko ritel akan mengalami puncak penjualan pada Ramadhan kali ini. Hal itu seiring telah dicairkannya Tunjangan Hari Raya (THR) oleh pemerintah terhadap aparatur sipil negara. 

"Ini adalah waktu-waktu puncak transaksi di toko ritel modern setelah Jumat pekan lalu THR dicairkan. Kita sudah siapkan program dan promosi untuk konsumen," kata Ketua Umum Aprindo, Roy Nicholas Mandey kepada Republika.co.id, Ahad (26/5). 

Baca Juga

Secara umum, Aprindo memperkirakan akan terjdi kenaikan penjualan sebesar 35 persen dibanding bulan-bulan biasanya. Kenaikan itu berdasarkan tren dan pengalaman dari setiap Ramadhan yang jatuh pada tahun-tahun sebelumnya. 

Ia berharap, THR yang saat ini telah diperoleh baik bagi para aparatur sipil negara maupun karyawan swasta dapat mendongkrak konsumsi di toko ritel modern yang dalam empat tahun terakhir mengalami kelesuan. Optimisme Aprindo terebut berdasarkan adanya kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang telah dirilis oleh BI. 

Pada kuartal I 2019, IKK nasional tercatat mencapai 124,5 poin, lebih tinggi dibanding kuartal I 2018 yang hanya 117 poin. Poin IKK yang telah melebihi 100 mencerminkan kepercayaan konsumen dalam kondisi yang baik sehingga diyakini tidak akan menahan belanja. 

"Apalagi, inflasi masih terjaga dan produk lokal dari waktu ke waktu terus berkembang," kata Roy. 

ecara target per tahun, Roy mengatakan, Aprindo menargetkan pertumbuhan industri ritel bisa mencapai 10 persen. Jika itu tercapai, maka akan menjadi angka pertumbuhan tertinggi sejak 2015 silam. Pada 2018 lalu, industri ritel hanya mampu tumbuh 8,9 persen atau naik tipis dari 2017 sekitar 7 persen. 

"Tahun ini ada Pemilu 2019 itu yang akan menjadi pendorong kenaikan konsumsi. Ditambah juga Ramadhan yang waktunya berdekatan dengan Pemilu tahun ini," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement