Jumat 24 May 2019 15:06 WIB

Darmin: Tiket Pesawat Masih Berpotensi Dongkrak Inflasi

Kemenhub telah menurunkan tarif batas atas tiket pesawat sebesar 12-16 persen

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Harga tiket pesawat masih mahal.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Harga tiket pesawat masih mahal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, menyatakan kondisi harga tiket pesawat saat ini masih memiliki potensi untuk mendorong peningkatan laju inflasi. Sebab, penurunan harga tiket pesawat yang saat ini ditempuh maskapai tidak mengembalikan harga kepada posisi semula.

Darmin mengatakan, diantara kelompok barang yang memiliki andil inflasi, tarif tiket pesawat masih harus diantisipasi bersama. "Mungkin (inflasi bulan ini) akan ada dampak dari tiket pesawat. Memang dia sudah mulai turun, tapi tidak besar. Mahalnya tiket pesawat kan juga sudah sejak bulan-bulan sebelumnya," kata Darmin kepada wartawan di kantornya, Jumat (24/5). 

Baca Juga

Pada April lalu, kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami inflasi sebesar 0,28 persen atau terbesar kedua setelah kelompok bahan makanan. Inflasi dari kelompok ini terutama dipicu sumbangan inflasi tiket peswat sebesar 0,03 persen. Kurun waktu April 2018 hingga April 2019, tiket pesawat telah mengalami inflasi sebesar 11 persen.

Kementerian Perhubungan pada awal bulan ini telah menetapkan kebijakan penurunan tarif batas atas (TBA) sebesar 12-16 persen. Keputusan itu kemudian diikuti seluruh maskapai dengan menurunkan tarif rata-rata 15 persen untuk rute domestik. Meski demikian, sejumlah pihak menilai,  walaupun tarif telah diturunkan tetap dirasa mahal oleh penumpang.

Sebab, penurunan tarif yang diikuti itu tidak sebanding dengan tingkat kenaikan signifikan tarif tiket pesawat yang terjadi sejak akhir tahun lalu. Darmin mengatakan, sebetulnya yang mesti menjadi perhatian bukanlah tingkat kenaikan atau penurunan harga suatu komoditas. Namun, seberapa besar pengaruhhnya terjadi kenaikan inflasi.

Dalam hal ini, Damin mengakui bahwa tiket pesawat untuk saat ini memiliki kontribusi yang besar. Terutama terhadap komponen pengeluaran biaya rumah tangga masyarakat. Komponen tiket pesawat, dikatakan Darmin, juga jauh lebih besar daripada komoditas bawang putih yang pada bulan lalu bahkan mengalami rata-rata kenaikan harga sebesar 35 persen.

"Boleh saja harga bawang putih naik sampai lebih dari 100 persen, tapi dalam porsinya pada pengeluaran rumah tangga, dia hanya 0,01 persen. Tiket pesawat ini agak besar," kata Darmin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement