Jumat 24 May 2019 13:23 WIB

Klaim Asuransi Kebencanaan Gerus Premi Mairen

Marein setidaknya menanggung lima persen dari total kerugian nasional.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Jajaran direksi PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (Marein) berbincang usai Rapat umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (23/5).
Foto: Republika/Retno Wulandhari
Jajaran direksi PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (Marein) berbincang usai Rapat umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (Marein) sepanjang 2018 mencatatkan penurunan laba bersih. Meningkatnya tingkat klaim bencana menjadi pemicu tergerusnya premi perusahaan reasuransi ini.

Namun untuk angka detilnya, Wakil Presiden Direktur Marein Yanto Jayadi Wibisono, mengaku masih belum bisa menyebutkan. "Klaim bruto naik 27 persen, klaim netto naik 13 persen," ujar Yanto saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (23/5).

Baca Juga

Seperti diketahui, dalam kurun waktu yang berdekatan di 2018, Indonesia dilanda dua bencana katastropik yaitu di Lombok dan Palu. Menurut Direktur Independen Marein Trinita Situmeang, premi yang tergerus bukan hanya dari tahun lalu saja tetapi premi dari tahun-tahun sebelumnya juga.

Trinita menjelaskan, Marein setidaknya menanggung lima persen dari total kerugian nasional. Hingga saat ini, masih sangt sedikit klaim katastropik yang telah diselesaikan. Menurutnya, proses pembayaran klaim biasanya berlangsung selama satu hingga dua tahun.

"Diperlukan disiplin untuk menabung premi untuk mengantisipasi kejadian katastropik," kata Trinita menambahkan. 

Pada 2018, Marein membukukan laba bersih sebesar Rp 140,8 miliar atau turun 12,5 persen dari tahun lalu. Pada 2017, perusahaan reasuransi ini mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 161 miliar.

Penurunan laba perusahaan disebabkan oleh sejumlah faktor. Di antaranya penurunan hasil investasi serta peningkatan jumlah klaim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement