Jumat 24 May 2019 13:07 WIB

84 Persen Masyarakat Rasakan Uji Coba Elpiji Tertutup

Uji coba dengan biometrik dan voucher lebih baik dibandingkan kartu.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Petugas menata tabung elpiji ukuran tiga kilogram bersubsidi yang ditukarkan oleh warga dalam operasi pasar di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (22/5/2019).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Petugas menata tabung elpiji ukuran tiga kilogram bersubsidi yang ditukarkan oleh warga dalam operasi pasar di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (22/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui TNP2K melakukan uji coba penyaluran tertutup elpiji tiga kilogram bersubsidi. Dari 14 ribu masyarakat yang tersebar di tujuh kota untuk uji coba ini, 84 persennya sudah merasakan uji coba tertutup ini.

Kepala Komunikasi dan Kerjasama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Ruddy Gobel menjelaskan secara keseluruhan uji coba yang dilakukan sejak 15 April hingga 15 Mei berjalan dengan lancar. Tercatat, wilayah penyaluran tertinggi berada di kota Tomohon sebanyak 96 persen.

Baca Juga

"Uji coba penyaluran subsidi LPG dengan menggunakan teknologi keuangan biometrik dan voucher elektronik telah selesai dilakukan dan berlangsung dengan baik," ujar Ruddy kepada Republika.co.id, Jumat (24/5).

Ruddy menjelaskan pascaevaluasi pada tanggal 21-23 Mei kemarin, TNP2K menyimpulkan tiga mekanisme penyaluran subsidi, yaitu melalui biometrik, vocer dan sidik jari bisa dilakukan dengan baik. 

"Masyarakat penerima manfaat cukup mudah dalam melalukan transaksi pembelian, karena hanya membutuhkan sedikit atau bahkan tanpa memerlukan perubahan perilaku," ujar Ruddy.

Sedangkan untuk para penjual sendiri, kata Ruddy, Agen/Penjual LPG dapat melakukan proses transaksi dengan lancar. Proses transaksi untuk setiap penerima manfaat berlangsung rata-rata dua sampai tiga menit secara keseluruhan mulai dari datang ke toko sampai mengambil LPG.

"Untuk proses verifikasi wajah berlangsung tanpa masalah, tapi untuk penggunaan sidik jari butuh waktu lebih lama, Untuk metode verifikasi dengan kode voucher juga berlangsung lancar, tapi dalam jumlah yang sedikit terkendala akibat penerima manfaat tidak mengingat nomor PIN," ujar Ruddy.

Sedangkan secara umum, kata Ruddy, penggunaan teknologi keuangan yang diujicobakan yaitu Biometrik dan E-Voucher dapat menjadi pilihan alternatif penyaluran subsidi termasuk LPG. Cara ini cenderung lebih baik dibandingkan dengan menggunakan kartu.

Ia pun menjelaskan dalam waktu dekat pemerintah yang terdiri dari semua stakeholder akan melakukan rapat kordinasi untuk membahas lebih lanjut proyek penyaluran elpiji tertutup ini. "Dalam waktu dekat akan ada rapat koordinasi yang dipimpin oleh Kemenko PMK untuk melaporkan hasil uji coba dan membahas tahapan lanjutan," ujar Ruddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement