Jumat 24 May 2019 10:55 WIB

BUMDes di Jambi Bantu Koordinir Pengelolaan Pupuk Organik

Produksi pupuk organik berhasil menghapus angka pengangguran di desa setempat.

BUMDes Desa Dataran Kempas bantu koordinir pengelolaan produksi pupuk organik.
Foto: Kemendes PDTT
BUMDes Desa Dataran Kempas bantu koordinir pengelolaan produksi pupuk organik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Desa Dataran Kempas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, berinovasi mengembangkan pupuk organik sebagai Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Inovasi ini telah berhasil menghapus angka pengangguran di desa setempat.

Kepala Desa Dataran Kempas, Asbar Nofendra, mengatakan desanya telah mampu memproduksi pupuk organik hingga 3.000-4.000 ton per bulan. Uniknya, pengelolaan pupuk organik yang dilakukan oleh beberapa kelompok tani tersebut dikoordinir oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Baca Juga

"Kami sudah membentuk lima kelompok tani yang khusus menangani pupuk ini. Di kelompok tani Mekar Jaya saja sudah menyerap 80 tenaga kerja, belum di kelompok tani lainnya. Kita bahkan sudah memperkerjakan masyarakat dari desa-desa tetangga. Karena di Desa Dataran Kempas sudah tidak ada lagi yg tidak bekerja," ujarnya, Kamis (23/5) lalu.

Tak hanya laki-laki, produksi pupuk organik ini juga telah menyerap ibu rumah tangga sebagai karyawan. Tak hanya menjadi karyawan, menurut Asbar, ibu-ibu di desa ini juga terlibat aktif dalam menyalurkan ide dan gagasan untuk mengembangkan Prukades tersebut.

"Kami juga menyarankan masyarakat untuk mau berinvestasi di usaha ini. Sehingga masyarakat merasa memiliki usaha ini, tidak sekadar merasa ini sebagai usaha desa. Sehingga kalau usaha ini gagal, bukan hanya pemerintahan desa yang gagal, tapi mereka juga merasa gagal. Sehingga ada semangat untuk bersama-sama mengembangkan," ujarnya.

Menurut Asbar, munculnya ide pengembangan pupuk organik tersebut berawal dari keresahan masyarakat akan tingginya jumlah pelepah dan daun kelapa sawit yang cenderung menimbulkan hama. Seperti diketahui, desa ini memang dikelilingi oleh kebun kelapa sawit. Sehingga melalui musyawarah, masyarakat desa sepakat untuk mengundang perguruan tinggi agar melakukan penelitian terkait potensi yang bisa dikembangkan.

"Kita undang Universitas Jambi, kita juga bekerjasama dengan UGM, dan perusahan-perusahaan besar di sini. Ide awalnya tetap dari masyrakat, tapi kita butuh pendampingan agar ini tidak gagal. Akhirnya kami uji coba selama satu tahun untuk menciptakan pupuk organik. Karena potensinya ada. Ada sampah pelepah sawit yang kalau dibiarkan akan menjadi hama," ujarnya seperti dalam siaran pers.

Terkait pemasaran, Desa Dataran Kempas telah bekerjasama dengan pihak swasta yakni PT WKS untuk menjadi off taker. Asbar juga berencana untuk terus menggali potensi kerja sama dengan pihak swasta lainnya, agar pupuk yang diproduksi dapat lebih berkembang lagi.

"Awalnya kita khawatir soal pemasaran. Kalau produksinya hanya puluhan ton, bisa kita pasarkan ke petani. Tapi kalau hingga ratusan bahkan ribuan ton, mau kita jual kemana. Tapi kita akhirnya bekerjasama dengan PT WKS untuk menjadi konsumen tetap kita. Dengan catatan, pupuk organik kita telah teruji laboratorium dan memenuhi kebutuhan mereka. Dan kita lakukan itu," ungkapnya.

Untuk diketahui, Prukades merupakan salah satu program unggulan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi selain BUMDes, Embung Desa, dan Sarana olahraga desa. Prukades dalam hal ini adalah membentuk desa berdasarkan klaster-klaster usaha dengan satu produk unggulan tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement