Rabu 15 May 2019 16:55 WIB

Bulog NTB Siap Pasok Beras untuk Ekspor

Bulog tetap melakukan penyerapan beras petani meski penyaluran rastra dihentikan.

Petugas memeriksa kondisi beras di gudang Bulog
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Petugas memeriksa kondisi beras di gudang Bulog

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Nusa Tenggara Barat (NTB) siap memasok beras berkualitas bagus untuk diekspor ke berbagai negara sesuai dengan rencana perusahaan. ejumlah negara menyatakan minat untuk membeli beras dari Indonesia.

Kepala Divisi Regional Bulog NTB, Ramlan UE di Mataram, Rabu (15/5), menyebutkan beberapa negara di kawasan Asia yang berminat membeli beras dari Indonesia adalah Malaysia, Papua Nugini, Filipina, dan Timor Leste. "Sementara ini kami masih menunggu instruksi. Setiap divisi regional hanya diminta untuk menyiapkan terkait antisipasi masalah ekspor dan untuk kebutuhan aparatur sipil negara (ASN) serta TNI-Polri," katanya.

Ia mengatakan pemerintah tetap meminta kepada Perum Bulog untuk memaksimalkan penyerapan gabah produksi petani. Penyerapan harus tetap dilakukan meskipun penugasan penyaluran beras sejahtera (rastra) akan dihentikan sepenuhnya pada akhir 2019.

"Terkait penyalurannya nanti, pemerintah pusat yang akan menentukan. Bulog hanya diminta tetap maksimal melakukan pengadaan beras berkualitas baik," ujarnya.

Divre Bulog NTB, kata dia, sudah melakukan pengadaan beras sebanyak 43 ribu ton atau sebesar 23 persen dari target yang dibebankan sebanyak 140 ribu ton pada 2019. Proses pengadaan masih terus berlangsung. Bahkan pada akhir musim panen padi yang diperkirakan akhir Mei, ditargetkan total serapan mencapai 60 ribu ton setara beras.

"Mudahan bisa mencapai 70 hingga 80 ribu ton setara beras karena rata-rata kami mampu menyerap 500 hingga 1000 ton per hari selama musim panen raya padi," ucap Ramlan.

Terkait dengan stok beras yang tersedia, Ramlan menyebutkan jumlahnya mencapai lebih dari 35.000 ton. Jumlah ini dikatakan bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NTB selama 18 bulan ke depan.

Stok tersebut sudah termasuk untuk penyaluran rastra di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Tengah, sebanyak 2.700 ton per bulan hingga akhir Mei 2019 atau batas akhir penyaluran rastra untuk tiga kabupaten tersebut. Setelahnya, wilayah itu akan menerapkan bantuan pangan nontunai (BPNT).

Begitu juga dengan Bulog Subdivre Sumbawa tidak lagi menyalurkan rastra sebanyak 389 ton per bulan di wilayah kerjanya mulai Juli. Subdivre Bima juga berhenti menyalurkan rastra sebanyak 400 per bulan mulai September 2019.

"Setelah tidak lagi menyalurkan rastra, Bulog rencananya akan menyalurkan beras untuk kebutuhan ASN dan TNI-Polri, serta rencananya diekspor juga," kata Ramlan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement