Rabu 15 May 2019 14:20 WIB

Lahan Jadi Kendala Progres Pembangunan Kilang Pertamina

Dari total enam kilang tiga kilang di antaranya masih terkendala lahan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) masih mengebut penyelesaian pembangunan kilang. Hanya saja, salah satu tantangan dalam penyelesaian kilang ini adalah keterbatasan lahan.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menjelaskan dari total enam kilang yang menjadi prioritas Pertamina, pembangunan tiga kilang di antaranya masih terkendala lahan. Kilang tersebut adalah Kilang Cilacap, Kilang Tuban dan Kilang Bontang.

Baca Juga

"Memang beberapa kendala kami ada di pembebasan lahan. Kami sudah berkordinasi dengan Pemprov (Pemerintah Provinsi) setempat dan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) untuk ketersediaan lahan," ujar Nicke di DPR, Selasa (14/5) lalu.

Nicke merinci, untuk Kilang Cilacap misalnya, meski memang saat ini sudah ada Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) namun untuk pengembangan kilang ini, Pertamina masih membutuhkan lahan yang lebih besar karena untuk integrasi PLBC dengan penambahan kapasitas. "Kami sedang melakukan kordinasi dengan KLHK untuk hal ini. Kami sedang proses tukar menukar lahan dengan lahan KLHK," ujar Nicke.

Sedangkan untuk Kilang Tuban, Nicke menjelaskan bahwa proses pengajuan pembebasan lahan yang sempat dilakukan Pemerintah Provinsi digugat oleh warga. Nicke menjelaskan saat ini Pertamina mencoba mendorong Provinsi untuk melakukan banding atas keputusan pengadilan.

"Lokasi gubernur di PTUN kan oleh 23 warga. Hari ini penlok bilang membatalkan. Kami sedang ajukan kasasi," ujar Nicke.

Saat ini untuk Kilang Tuban sendiri, kata Nicke Pertamina sudah mengantongi izin lahan seluas 400 hektare dari milik KHLK. Presiden kata Nicke juga sudah mensepakati lahan tersebut dipakai Pertamina untuk mengebut pembangunan kilang. Namun, Pertamina membutuhkan lahan seluas 800 hektare.

Sementara 400 hektare lagi masih menjadi masalah yang ia jabarkan tersebut. Namun, apabila persoalan tersebut berlarut, kata Nicke pihaknya akan melakukan reklamasi lahan.

"Kurang 400 hektare lagi. kalau ini sama warga larut, maka kami akan lakukan reklamasi. Sebetulnya kami lakukan side preparation. Tapi karena panlok bilang batal, yaudah kita stop dulu," ujar Nicke.

Sedangkan satu kilang lagi, yaitu Kilang Bontang saat ini juga masih dalam tahap proses pembebasan lahan. Pertamina sudah mengantongi tanah seluas 400 hektare. "Masih proses lahan juga, itu masih perlu 500 hektare. negara cuman 400 hektare," ujar Nicke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement