Selasa 14 May 2019 15:35 WIB

ICMI: Proses Akuisisi Dorong Bank Muamalat Kembali Berjaya

Al Falah akan menyerap 77,1 persen dari keseluruhan saham baru yang akan diterbitkan.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Logo Bank Muamalat terpasang depan kantor pusatnya, Jakarta, Ahad (2/12).
Foto: Republika/Prayogi
Logo Bank Muamalat terpasang depan kantor pusatnya, Jakarta, Ahad (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menerima kunjungan dari Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari rencana perusahaan melepas 50,3 persen saham kepada Al Falah Investment Pte Limited.

Usai pertemuan tersebut, Jimly mengatakan pihaknya menerima sepenuhnya proses akuisisi yang akan dilakukan perusahaan. Bahkan, aksi korporasi merupakan peluang Bank Mualamat kembali berjaya pada masa mendatang.

Baca Juga

“Saya rasa mekanisme teknis korporasi merupakan langkah yang tepat untuk perbaikan. Kita dukung. Apalagi yang masuk sini namanya Al Falah artinya kemenangan. Mudah-mudahan nanti diterima oleh OJK, sebagai otoritas yang memiliki kewenangan,” ujarnya di Mualamat Tower, Jakarta, Selasa (14/5).

Berdasarkan rancangan akuisisi, Al Falah akan menyerap 77,1 persen dari keseluruhan saham baru yang akan diterbitkan melalui pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Dalam publikasi tersebut, Bank Muamalat akan menerbitkan saham baru senilai Rp 2,2 triliun.

Bank Muamalat dan Al Falah menyakini kemitraan melalui suntikan modal akan memperkuat kinerja perusahaan. Kedua pihak menyakini penambahan permodalan akan membuat perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan.

Komisaris Utama Bank Mualamat Ilham Habibie menambahkan saat ini pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Kami optimistis (aksi korporasi) akan berjalan lancar. Kami juga memberikan peluang untuk investor membeli saham baru, tapi tetap mayoritas pada pihak Al Falah dan konsorsium,” ucapnya.

Ke depan, Bank Muamalat akan fokus menyelesaikan aksi korporasi ini. Jika right issue telah diselesaikan dengan baik, maka perusahaan akan melanjutkan aksi korporasi lainnya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

“Soal kebutuhan memang ada tapi begini terbuka investor lainnya, bagaimana selanjutnya nanti diputuskan setelah masuk fase ini dulu. Investor selanjutnya belum ada karena kita tidak saat ini. Kalau semua dikerjakan sekaligus, tidak ada yang jadi,” jelasnya.

Apabila rencana tersebut berjalan mulus, Al Falah akan menjadi pemilik 50,3 persen saham Bank Muamalat. Adapun kepemilikan saham Islamic Development Bank dan Boubyan Bank, yang sebelumnya menggenggam masing-masing 32,7 persen dan 22 persen saham, akan terdilusi menjadi 11,4 persen dan 7,7 persen.

Al Falah merupakan perusahaan yang dimiliki dan didirikan bersama oleh Ilham Habibie dan CP5 Hold Co 2 Limited. Perusahaan investasi tersebut didirikan berdasarkan hukum Singapura dan berlokasi di Robinson Point, Singapura.

Selain Al Falah, Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa bersama Lynx Asia akan ikut ambil bagian dalam rencana akuisisi Bank Muamalat. Konsorsium yang dipimpin Kospin Jasa tersebut rencananya menyerap sekitar Rp 250 miliar-Rp 300 miliar saham baru dan akan mendapat porsi kepemilikan saham sebesar 8,9 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement