Rabu 08 May 2019 16:10 WIB

Pemerintah Buka Lelang Wilayah Kerja Migas Tahap II

Pada lelang tahap II pemerintah melelang 3 WK migas eksplorasi dan satu WK produksi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang migas
Foto: S Soemarsono/Republika
Ladang migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM kembali membuka lelang wilayah kerja (WK) migas tahap dua tahun 2019. Kali ini pemerintah akan melelang empat wilayah kerja migas, dua diantaranya merupakan WK migas yang pada tahap pertama kemarin belum ada pemenangnya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan pada lelang tahap kedua ini pemerintah melelang tiga WK Migas eksplorasi yaitu WK Kutai, WK Bone dan WK Ganal. Selain itu satu WK produksi yaitu WK West Kampar.

Baca Juga

"Untuk yang lelang tahap kedua, pertama, west ganal. Kemarin ada peminat tapi belom ada pemenang. Lalu kedua, west kampar. WK baru adalah  WK Kutai dan  WK Bone. Jadi total ada empat. Tiga eksplorasi dan 1 produksi (west kampar)," ujar Djoko di Kementerian ESDM, Rabu (8/5).

Djoko juga menjelaskan untuk WK baru, WK Kutai merupakan WK yang ada di Kalimantan Timur dengan wilayah bagian Onshore dan Offshore. Luas wilayah dari WK migas tersebut seluas 7.356 kilometer.

"Itu sangat potensial untuk kita lelang. Ada kemungkinan menyambung dan ada hydrokarbon disana. Kedalaman air 100 meter lah," ujar Djoko.

Sedangkan untuk WK Bone, berada di offshore Sulawesi Selatan dengan luas 8 ribu meter. WK yang berdekatan dengan WK Sengkang ini merupakan salah satu WK yang berpotensi memiliki potensi gas.

"Sebelah kirinya ada WK Sengkang. Itu gas, jadi kita harap ada potensi yang sama. Kemungkinan besar bisa discovery, kedalamannya sekitar 100 meter. Sengkang tu onshore, lapisan bawah tanah tuh nyambung ke offshorenya," ujar Djoko.

Djoko menjelaskan kedua WK tersebut pemerintah membuka penawaran dengan bonus tandatangan sebesar 2,5 juta dolar dan komitmen kerja pasti untuk melakukan studi seismik dan GnG.

Sedangkan satu WK Eskplorasi lainnya yang dilelang adalah West Ganal. West Ganal sendiri bukan blok sembarangan karena blok ini sebelumnya bagian dari blok Makassar Strait yang merupakan bagian dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) atau proyek migas laut dalam yang dikelola oleh Chevron.

Blok West Ganal berlokasi di lepas pantai Kalimantan Timur. Dilelang dengan syarat bonus tanda tangan minimal US$15 juta dan minimal komitmen kerja pasti, yakni kegiatan studi G&G, pemboran 3 sumur eksplorasi, lalu kegiatan survei seismik 3D 400 km2 dan seismik 2D 500 km.

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengatakan salah satu alasan pemerintah melelang ulang dua WK tersebut adalah agar pemerintah mendapatkan penawaran yang lebih tinggi lagi dari apa yang ditawarkan pemerintah.

"Selain akan melelang dua blok, WK West Ganal dan WK West Kaimana, Pemerintah juga akan melelang beberapa blok WK Migas lainnya. Semoga dalam lelang tahap II nanti yang dua tadi sudah bisa ditentukan pemenangnya, jadi mohon bersabar, besok akan kita lelang, " lanjut Arcandra.

Lelang ini dibuka dari 8 Mei 2019 hingga 31 Juli 2019. Sedangkan batas akhir submit dokumen lelang pada 5 Agustus 2019 mendatang.

Iklim investasi migas Indonesia khususnya di sektor hulu menunjukkan tren yang menarik bagi investor terutama sejak mulai diberlakukannya skema bagi hasil gross split. Perubahan sistem kontrak ke gross split merupakan kebutuhan Indonesia untuk bersaing dengan negara lain dalam menarik investor.

Tercatat selama 2017-2018, sebanyak 14 wilayah kerja migas berhasil dilelang dengan sistem gross split. Kemudian sejumlah blok-blok migas terminasi yang telah dilakukan perpanjangan kontrak juga menerapkan gross split.

Tingginya kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia juga dapat dilihat dari komitmen mereka untuk membayar komitmen kerja pasti (KKP) dan signature bonus yang menjadi bagian dari sistem gross split. Dari seluruh kontrak blok migas yang menggunakan gross split telah terkumpul dana KKP senilai Rp 31,5 triliun dan signature bonus sebesar Rp 13,4 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement